PROKAL.CO, SURABAYA - Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak disebut-sebut lebih paham soal gizi buruk. Hal itu terlihat dari hasil debat Pilgub Jatim 2018 di Dyandra, Surabaya, Selasa (10/4) malam.
Dalam laman resmi Peprov Jatim yang diakses Rabu (11/4), survei Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2014-2016 persentase status gizi stunting tercatat usia 0-59 bulan pada tahun 2014 sebesar 29 persen. Menurut batas toleransi Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka anak gagal tumbuh atau stunting ditoleransi 20 persen dari jumlah balita. Sementara persentase data terakhir status gizi stunting di Jatim masih mencapai 26 persen.
Bahkan lebih detil di sejumlah daerah Jawa Timur, kasus gizi buruk masih di atas 30 persen. Mulai dari Kabupaten Sampang yang mencapai 40 persen, Jember sebesar 39,2 persen, Sumenep 32,5 persen, Bangkalan sebesar 32,1 persen, Probolinggo tercatat sebesar 25,5 persen dan Lamongan 25,2 persen.
Dari hasil debat dan data, Pengamat Politik Universitas Brawijaya, Ahmad Hasan Ubaid menilai pasangan Khofifah-Emil tampil meyakinkan dan menguasai materi debat. Materi yang disampaikan Khofifah-Emil seusai data yang terjadi di lapangan. “Pasangan Khofifah Emil menguasai seluruh materi. Mereka dapat menyampaikannya secara luas dan cerdas. Data yang disampaikan Khofifah Emil lebih faktual sesuai lapangan,” ujar Hasan, Rabu (11/4).
Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair), Airlangga Pribadi menyebut pasangan Khofifah-Emil berhasil tampil meyakinkan dengan membeberkan sejumlah data yang akurat. Menurutnya pasangan Khofifah-Emil paling memahami permasalahan yang harus ditangani pemerintah provinsi Jawa Timur.
“Kelebihan Khofifah Emil, keduanya secara konkrit bisa menjelaskan angka-angka. Itu kelihatan keduanya sangat detail memahami persoalan,” pungkas Airlangga.
Dalam programnya, Khofifah Emil ingin mengikis jumlah gizi buruk dan ketimpangan antara kota dan desa. Khoifah-Emil menyediakan PKH Plus demi menghapus disparitas pangan dan memberdayakan kaum lansia, difabel dan perempuan rentan miskin.
Kemudian, soal akses, Khofifah menyajikan Jatim Akses. Dalam poin tersebut Khofifah-Emil berkomitmen membangun akses infratruktur di sejumlah wilayah Jatim. Hal diprogramkan demi mempermudah akses mobilitas distribusi kebutuhan masyarakat. (bae/nug/jpg/rus)