PROKAL.CO,
BALIKPAPAN - “Bangun...Bangun...Bangun!” Kata tersebut berulang kali disuarakan oleh Balikpapan Suporter Fanatik (Balistik). Saat mereka melihat seluruh pemain Persiba Balikpapan tertunduk lesu dan merebahkan badan di lapangan. Ya, tadi malam, Beruang Madu -julukan Persiba- gagal melanjutkan tren kemenangan. Mereka dipaksa bermain imbang 2-2 dengan Persib Bandung di Stadion Batakan Balikpapan.
Dengan hasil itu, peluang Marlon da Silva cs untuk lepas dari zona merah kian menipis dan berat. Benar-benar berat. Menyisakan tujuh pertandingan, Persiba masih tertahan di peringkat 17 dengan poin 20. Tertinggal lima angka dari Perseru Serui (16), delapan angka dari Semen Padang (15) yang duduk di batas akhir zona aman. Serta sembilan angka dari PS TNI (14).
Untuk lolos, mau tak mau anak-anak Kota Beriman wajib meraih poin maksimal. 21 angka. Sebab, lawan yang ingin lepas dari zona degradasi pasti akan menyapu bersih laga kandang mereka. Semen Padang masih menyisakan empat laga, sementara PS TNI dan Perseru Serui punya tiga laga home.
Mission impossible. Di sisa 7 laga Liga 1, Persiba masih harus menghadapi empat tim papan atas. Di tandang harus bertemu Bhayangkara FC (8/10) dan PSM Makassar (24/10). Sedangkan di kandang bertemu Bali United (16/10) dan Madura United (29/10).
Sadar tugas makin sulit, Sekretaris Persiba Irvan Taufiq berencana mendukung suara yang sempat didengungkan PSM Makassar saat evaluasi putaran pertama. Di mana, PSM yang tengah di puncak meminta tahun ini di Liga 1 2017 tidak ada degradasi. Irvan juga berharap kontestan ditambah menjadi 20. Serta membagi kompetisi berikutnya menjadi dua wilayah.
Alasannya, tahun ini regulasi yang diterapkan operator, PT Liga Indonesia Baru (LIB) tidak masuk akal. Yakni tentang penggunaan pemain di bawah U-23 di babak pertama. Anehnya regulasi ini berubah di tengah jalan.