BALIKPAPAN - Rasa penasaran KONI Balikpapan terus berlanjut. Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Kutai Timur bukan menjadi panggung Kota Minyak. Impian meraih juara umum kembali gagal. Kini, harus menunggu empat tahun lagi. Tepatnya di Kabupaten Berau. Langkah utama yang akan dilakukan yakni dengan mengagendakan sejumlah program di 2019.
Sekretaris Umum KONI Balikpapan, Sulton Fahrudin mengatakan evaluasi di multi event empat tahunan memang akan dilakukan. Hasil perolehan lalu, tentu bisa melakukan pemetaan, mana saja cabor yang menjadi unggulan. Sehingga menjadi skala prioritas. “Kelemahan dan kekurangan pasti ada. Yang sudah prestasi dipertahankan, sementara cabor yang jauh di bawah target wajib berbenah,” kata Sulton, Senin (14/1) kemarin.
Waktu panjang menuju event berikutnya, dijelaskan mestinya semua cabor punya program jangka panjang. Terutama dalam hal pembinaan yang berujung pada prestasi. Para pengurus harus memutar otak. Meski dalam keadaan keterbatasan anggaran. “Minimal tiga tahun jelang prakualifikasi. Punya waktu cukup lama. Tolak ukur Porprov lalu bisa jadi acuan,” akunya.
Di Kutai Timur, salah satu kota yang memang dipenuhi atlet lokal. Mempercayakan kualitas atlet daerah, ketimbang harus mengambil atlet dari luar. Tren memanggil atlet dari luar pada multievent terkesan sebagai hal yang paling lumrah. Hanya saja, prestasi yang sudah ditorehkan mereka belum mendapat apresiasi dari pemerintah kota. “Kami dari KONI tetap mengupayakan dan memperjuangkan agar pemerintah kota bisa segera memberikan bonus. Ini menjadi pertimbangan bersama,” tambahnya.
Sekadar diketahui, di Kutim, Kota Minyak hanya puas meraih peringkat ketiga. Total 484 medali didapat. Terdiri dari 129 emas, 143 perak an 213 perunggu. (ham/san)