Kunjungan di Hari Libur, Supaya Lebih Manusiawi

- Senin, 28 Januari 2019 | 08:04 WIB
RAMAH ANAK: Sarana bermain yang disediakan buat pengunjung warga binaan yang membawa anak.
RAMAH ANAK: Sarana bermain yang disediakan buat pengunjung warga binaan yang membawa anak.

Wajah Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Mataram perlahan berubah. Perubahan terlihat pada sisi pembinaan terhadap warga binaan

pemasyarakatan (WBP). Salah satunya dengan membuka kunjungan di hari libur yang dikhususkan untuk anak, lansia, serta difabel.

 Minggu ketiga  Januari, sekitar pukul 09.00 Wita loket kunjungan di Lapas Mataram mengantre sejumlah keluarga WBP. Mereka didominasi perempuan dan anak. Kedatangan mereka khusus untuk mengunjungi teman, ayah dan suami yang tengah menjalani hukuman.

 Setiap tiga pekan sekali, di hari Minggu, Lapas Mataram membuka keran kunjungan untuk keluarga WBP. Tetapi, kunjungan ini dikhususkan untuk anak-anak, lansia, serta difabel.

 Hari kunjungan tersebut begitu dinanti Iwan (bukan nama sebenarnya). Ketika namanya dipanggil tahanan pendamping (tamping), bahwa ada keluarganya yang datang, Iwan bergegas menuju aula Lapas Mataram.

 Dengan bergegas Iwan melewati lorong di samping aula. Wajahnya semringah ketika melihat anak dan istrinya telah duduk menunggu. Bibir Iwan mengembang. Memberikan senyum terbaik untuk anaknya yang masih berusia sekitar lima tahun.

 Iwan dan puluhan WBP lainnya menunjukkan rona yang sama pada hari itu. Kebahagiaan. Tak ada lagi sekat yang menghalangi rindu mereka bertemu dengan anak. Meski hanya dilakukan tiga minggu sekali, Iwan bersyukur Lapas Mataram mau memberikan kebijakan terkait kunjungan tersebut.

 ”Alhamdulillah karena Lapas mau mengkhususkan hari untuk kunjungan anak,” kata Iwan.

 Lapas Mataram tidak sekadar memberi kebijakan hari kunjungan saja. Karena yang datang merupakan anak-anak, Lapas menambahkan sejumlah wahana permainan. Misalnya, jungkat-jungkit, perosotan, ayunan, hingga permainan memancing ikan.

 Iwan menyebut, permainan yang disediakan lapas mampu menutup kesan penjara yang kaku dan seram. ”Dengan seperti ini akhirnya anak, terutama yang kecil, berpikir kalau ini tempat bermain, bukan penjara,” sebut pria yang tersangkut kasus pencurian tersebut.

 Budi, WBP lainnya mengutarakan hal serupa. Kata dia, jika kunjungan di hari biasa, antara Senin hingga Sabtu, anaknya tak mungkin ikut berkunjung. ”Kalau pas itu kan ramai sekali. Kasian kalau anak dibawa pas hari kunjungan biasa,” ujar dia.

 Kalapas Mataram Tri Saptono Sambudji mengatakan, kunjungan anak merupakan bagian dari pembinaan yang dilakukan Lapas Mataram. ”Selain anak, kunjungannya digabung dengan lansia dan difabel,” kata Tri.

 Ketika kunjungan di hari kerja, kondisi aula Lapas Mataram sangat padat. Kecenderungan untuk ketidaknyamanan tentu dirasakan lansia dan difabel. Begitu juga anak-anak.

 Karena itu, Lapas Mataram menelurkan kebijakan untuk kunjungan di hari libur. Tujuannya, memberi kesempatan kepada anak, lansia, dan difabel untuk mengunjungi keluarga mereka di dalam lapas.

Halaman:

Editor: amir-Amir KP

Rekomendasi

Terkini

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB

Pengedar Sabu di IKN Diringkus Polisi

Rabu, 24 April 2024 | 06:52 WIB

Raup Rp 40 Juta Usai Jadi Admin Gadungan

Selasa, 23 April 2024 | 09:50 WIB

Masih Abaikan Parkir, Curanmor Masih Menghantui

Selasa, 23 April 2024 | 08:00 WIB
X