Kinerja Perbankan Diklaim Positif

- Rabu, 30 Januari 2019 | 08:03 WIB

BALIKPAPAN  -  Kinerja perbankan diklaim terjaga sepanjang tahun 2018. Itu tercermin dari perolehan aset tercatat sebesar Rp 32,13 triliun, tumbuh 10,85 persen dibanding tahun sebelumnya.

"Peningkatan aset perbankan terutama didorong penambahan sejumlah kantor cabang perbankan di Kota Balikpapan," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan, Suharman Tabrani saat press conference di rumah jabatannya, Selasa (29/1).

Hal yang sama juga dicatatkan himpunan dana pihak ketiga (DPK). Mencapai Rp 26,42 triliun atau tumbuh 12,51 persen dari tahun 2017. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang hanya 4,28 persen.

Secara akurasi dia menyebut, tabungan dan deposito menjadi tulang punggung DPK. Setelah masing-masing secara berurutan mencetak pertumbuhan 10,96 persen dibanding tahun 2017 dan tumbuh 16,43 persen dibanding tahun 2017. Peningkatan suku bunga perbankan saat akhir tahun menjadi mesin penggerak laju pertumbuhan deposito. Kendati demikian, dana murah alias produk tabungan mendominasi himpunan DPK dengan total 49,04 persen. Sedangkan share deposito dan giro tercatat masing-masing secara berurutan sebesar 32,92 persen dan 18,04 persen.

"DPK di Balikpapan masih berpotensi meningkat mengingat tingkat suku bunga yang masih cenderung stabil," jelasnya.

Sementara itu, dalam rangka menjalankan fungsi intermediasi, penyaluran kredit perbankan tahun 2018 juga diklaim tumbuh positif yakni 5,98 persen. Hanya saja, volume pertumbuhannya tidak sekencang tahun sebelumnya. Yang tercatat sebesar 6,22 persen. Perlambatan dipicu kredit modal kerja yang tumbuh negatif sebesar -0,44 persen menyusul penurunan kredit yang disalurkan ke sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan mengingat tingginya risiko kredit pada sektor tersebut. Pun begitu untuk kredit konsumsi tumbuh 6,05 persen melambat dibandingkan tahun 2017. Kredit investasi justru menjadi penopang dengan tingkat pertumbuhan sebesar 13,86 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 yang hanya 0,35 persen.

"Berdasarkan komposisi, penyaluran kredit tahun 2018 masih didominasi kredit konsumsi yang memiliki pangsa sebesar 36 persen. Sementara untuk kredit modal kerja dan kredit investasi memiliki pangsa masing-masing sebesar 33,31 persen dan 30,68 persen," paparnya.

Lanjut dia menerangkan, berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit paling banyak diserap sektor perdagangan yakni 19,4 persen, diikuti dengan sektor jasa dunia usaha sebesar 10,3 persen dan sektor pertanian sebesar 8,4 persen. Sementara pertumbuhan kredit tertinggi secara sektoral dibukukan sektor Pertanian sebesar 39,28 persen dan sektor jasa dunia usaha sebesar 22,54 persen.

"Sektor pertaniannya termasuk di dalamnya perkebunan, perikanan dan peternakan," sambung Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveillans KPw BI Nyi Mas Mirnayanti Jayasari.

Khusus penyaluran kredit Usaha Mikro, Kecil dan  Menengah (UMKM) tahun yang sama mengalami pertumbuhan sebesar 8,4 persen. Melambat dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 9,83 persen.

"Pangsa kredit UMKM tercatat stabil di level 37,25 persen dari total kredit yang disalurkan. Porsi penyalurannya lebih tinggi dari target penyaluran perbankan ke UMKM sebesar 25 persen," paparnya.

Tingginya pertumbuhan kredit UMKM dibandingkan pertumbuhan kredit secara umum juga diiringi dengan terjaganya kualitas penyaluran kredit yakni 4,98 persen atau dibawah ambang batas 5 persen.

Dari sisi risiko kredit, kualitas penyaluran kredit secara keseluruhan di Kota Balikpapan disebut lebih baik dengan rasio NPL sebesar  7,98 persen atau lebih rendah dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 8,54 persen. Risiko likuiditas yang tercermin dari tingkat LDR juga masih terjaga dengan rasio sebesar 98,22 persen yang mengindikasikan fungsi intermediasi berjalan tetap baik. 

Selanjutnya, perkembangan keuangan syariah yang tercermin dari total aset perbankan syariah tercatat sebesar Rp 3,09 triliun atau tumbuh sebesar 17,06 persen terutama didorong pembukaan salah satu kantor cabang syariah. Perkembangan intermediasinya pun cenderung lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk himpunan DPK syariah tumbuh 21,89 persen, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar 16,77 persen. Lain halnya dengan pembiayaan yang mengalami perlambatan dengan pertumbuhan sebesar 3,27 persen dibandingkan tahun 2017 yang mencapai 6,33 persen.

Halaman:

Editor: amir-Amir KP

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X