JAUH sebelum Terminal Batu Ampar dibangun, di tahun 1970-an Kota Balikpapan memiliki Terminal Muara Rapak yang berada di lahan 1 hektare. Terminal Muara Rapak saat itu kondisinya masih sangat sederhana, hanya ada ruang tunggu yang tak begitu luas dilengkapi dengan kursi-kursi kayu yang bisa dimanfaatkan penumpang untuk bersantai sejenak sambil menunggu angkot yang akan berangkat.
Saat ini sisa-sisa Terminal Muara Rapak memang sudah tak terlihat, berganti dengan deretan ruko. Salah satunya Toko Baju dan Toko Sepatu di Jalan Ahmad Yani, tak jauh dari MTS Negeri 1 Balikpapan.
Sudarto warga RT 1 Muara Rapak menceritakan, dulunya Terminal Muara Rapak ini tempat angkot nunggu penumpang yang mau ke arah Kilo (Soekarno-Hatta) atau ke Samarinda. “Angkot yang dari Gunung Sari juga menurunkan penumpang di sini,” ujar Sudarto.
Dengan berkembangnya zaman dan pembangunan di Balikpapan yang semakin pesat, membuat kawasan Terminal Muara Rapak sudah tak representative lagi. Oleh Pemerintah Kota Balikpapan terminal itu dipindahkanlah ke kawasan Batu Ampar. Terminal baru tersebut mulai dikerjakan tahun 1986.
“Lahan yang dulunya digunakan sebagai Terminal Muara Rapak, oleh Pemkot disewakan ke warga, dengan catatan jika sewaktu-waktu dibutuhkan pemkot, warga harus menyerahkannya,” terang Sudarto.
Saat ini Terminal Batu Ampar yang berdiri di atas lahan seluas 1,2 hektar tampak lebih modern dengan dilengkapi fasilitas kantin, musala, loket, toilet, serta ruang tunggu yang lebih nyaman. Terminal juga dilengapi ruang parkir khusus bagi kendaraan penjemput. (dan/cal)
