BALIKPAPAN-Wali Kota Rizal Effendi menginginkan Kota Balikpapan menjadi contoh bagi daerah lain dalam penyelenggaraan Pemilu 2019.
“Mari bertekad ciptakan pemilu yang damai, pemilu yang aman, pemilu yang tenang, dan Balikpapan bisa menjadi contoh yang baik bagi daerah lain,” ujar Rizal Effendi (27/2).
Tim sukses maupun caleg juga diharapkan tidak membawa simbol-simbol agama saat berkampanye. “Jangan sampai terbawa-bawa saat kampanye, sosialisasi diingatkan. Kalau terjadi, jangan cepat ambil kesimpulan. Mari dialogkan bersama-sama, karena ada yang kadang-kadang yang ingin menjebak. Tolong juga diingatkan baik kepada tim sukses maupun caleg, jangan sampai melakukan hal yang salah membuat ribut. Misalnya, terakhir, tidak sadar senamnya di muka musala. Lupa yang di bawah ini adalah sajadah,” sambungnya.
Selain itu, Rizal juga khawatir terkait durasi pencoblosan di TPS saat pemilu, 17 April 2019. Pasalnya, pemilu kali ini berbeda dengan pemilu sebelum-sebelumnya. Ada lima surat suara yang akan dicblos. Sementara batas pencoblosan hanya sampai pukul 13.00 Wita.
“Kami doakan kemampuan dari petugas KPPS di TPS, karena ini pengalaman pertama dengan mencoblos lima surat suara. Yang ada gambarnya cuma presiden dengan DPD, lainnya cuma nama. Perhitungan sementara, seseorang yang mencoblos memerlukan waktu 11 menit. Kalau itu lancar. Kalau yang tua-tua, mungkin perlu konsentrasi ini bisa lebih,” ujarnya.
Bisa saja, kata Rizal, seseorang mencoblos dalam bilik suara hingga satu jam. Meski jumlah warga yang mencoblos di TPS kini dikurangi, hanya 300 orang per TPS. Tidak seperti dulu hingga 500 orang.
“Saya tanya sama Pak Noor Thoha (Ketua KPU Balikpapan), apakah seseorang mencoblos di bilik itu dibatasi waktunya. Kalau ada yang satu jam ‘kan bahaya juga, padahal pukul 13.00 Wita sudah harus selesai,” pungkas wali kota Balikpapan dua periode ini. (dan/rus/k1)
