Personel TNI AD Dibekali Mengajar di Sekolah

- Selasa, 12 Maret 2019 | 10:28 WIB
PEMBUKAAN BIMTEK: Dirjen GTK Kemendikbud Supriano, Aster Kasad Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari, dan Kasdam VI/Mlw Brigjen TNI Richard Tampubolon diangkat beramai-ramai oleh anggota Tinuk 600 Riset yang mengikuti bimtek.
PEMBUKAAN BIMTEK: Dirjen GTK Kemendikbud Supriano, Aster Kasad Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari, dan Kasdam VI/Mlw Brigjen TNI Richard Tampubolon diangkat beramai-ramai oleh anggota Tinuk 600 Riset yang mengikuti bimtek.

BALIKPAPAN-Sebanyak 450 prajurit TNI AD dari Batalyon Infanteri (Yonif) 600 Raider Modang (Mdg) yang akan ditugaskan untuk pengamanan perbatasan (pamtas), terus dibekali berbagai ilmu pengetahuan dan kecakapan non-tempur. 

Setelah mendapatkan bekal ilmu non-tempur tentang imigrasi, bea cukai, hukum dan HAM, pertanian, batas wilayah, perkebunan, hingga mengelola sosial media secara bijak,  mereka lantas mendapat pembekalan untuk mengajar anak-anak sekolah di daerah terluar, tertinggal,  dan terdepan (3T). 

Untuk memberikan pembekalan ini,  Direktur Jenderal (Dirjen) Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK)  Kemendikbud menurunkan tenaga pengajar senior dari sejumlah lembaga pendidikan, seperti dosen,  Widyaiswara,  UPI Bandung,  Dinas Pendidikan Jakarta,  Dinas Pariwisata Jakarta,  Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP)  Kaltim. Para prajurit tersebut mendapatkan pembekalan 40 jam selama empat hari berturut-turut di Aula Yonif 600 Rider/Mdg, Manggar. 

Pembukaan pembekalan yang mengusung tema “Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kompetensi dalam Proses Pembelajaran di Kelas Kepada Personel TNI AD di Daerah Terluar, Tertinggal, Terdepan (3T)” ini, dihadiri Dirjen GTK Kemendikbud Supriano, Aster Kasad Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari, Kasdam VI Mulawarman (Mlw) Brigjen TNI Richard Tampubolon, Pati LO Brigjen TNI Nanang, dan sejumlah perwira menengah di lingkungan Kodam VI/Mlw.

 Supriano mengatakan, para prajurit TNI AD yang dibekali mengajar ini nantinya siap mengisi kekosongan jam pembelajaran di wilayah perbatasan. “Tujuannya bukan menggantikan guru, tetapi TNI AD dalam tugasnya di perbatasan ikut mengisi kekosongan jam belajar.  Karena di perbatasan sering dihadapi kenyataan sekolah kekurangan guru, sekolah yang jangkauannya susah, anak-anak yang tidak sekolah nanti bisa didekati personel TNI AD agar mau sekolah.  Orangtua yang tak menyekolahkan anaknya, bisa didorong oleh personel TNI untuk menyekolahkan anaknya lagi,” ujar Supriano, teman satu kelas SMA Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Andika Perkasa ini.

Dia menambahkan,  pembekalan mengajar juga dilaksanakan di Bandung, yakni 450 anggota TNI AD dari Yonif 03 Garut yang akan ditugaskan di perbatasan wilayah Nunukan. “Bimbingan teknis (bimtek) ini merupakan pelaksanaan dan perjanjian kerja sama pada tanggal 27 Februari 2019, antara Direktur Jenderal GTK dengan Asisten Teritorial Kasad tentang penguatan kompetensi dalam proses pembelajarannya di kelas kepada personel TNI AD pada satuan pendidikan di daerah 3T, untuk memenuhi kebutuhan guru di daerah perbatasan,” terang Supriano yang mendapat gelar warga kehormatan Yonif Raider 600/Mdg ini.

“Secara khusus, perjanjian kerja sama ini bukan untuk menjadikan tentara beralih fungsi sebagai guru. Namun, untuk memberikan bekal kepada prajurit TNI AD yang bertugas di daerah perbatasan dan sewaktu-waktu bisa membatu pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat yang sekolahnya kekurangan guru, di samping melaksanakan tugas utama menjaga kedaulatan NKRI,” tambahnya.

Para personel TNI AD ini akan dibekali lima kemampuan, yaitu penguatan pendidikan karakter, bela negara, kecakapan hidup, kepanduan, serta baca, tulis dan hitung (calistung).

Selanjutnya Aster Kasad Mayjen TNI Bakti Agus Fadjari berpesan, para prajurit yang mengikuti bimtek agar bersungguh-sungguh menyerap ilmu dari para narasumber. “Serap ilmu dari para narasumber, sehingga bisa bermanfaat untuk bertugas di wilayah perbatasan dalam membantu memajukan pendidikan anak-anak di wilayah terluar, tertinggal dan terdepan,” ujarnya.

Bakti Agus menambahkan, prajurit jangan berhenti menuntut ilmu. Dia mencontohkan seorang anggota TNI AD berpangkat kopral yang sukses meraih pendidikan strata 3 atau bergelar doktor.  “Dia belajar bukan karena mengejar pangkat, tetapi benar-benar belajar untuk menambah ilmunya. Sehingga, anggota berpangkat kopral itu bisa meraih S-3, sampai jenderal belajar ilmu dari kopral tersebut,” tegas Bakti Agus Fadjari. (ono/vie/k1)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X