Rizal Prihatin Kasus Gizi Buruk Alif dan Afatar

- Rabu, 13 Maret 2019 | 10:50 WIB
BUTUH BANTUAN:Muhammad Afatar dan Muhammad Alif, balita  9 bulan penderita gizi buruk.
BUTUH BANTUAN:Muhammad Afatar dan Muhammad Alif, balita 9 bulan penderita gizi buruk.

BALIKPAPAN- Gizi buruk dapat terjadi pada semua kelompok umur, tetapi yang cukup rentan terjadi pada kelompok bayi dan balita. Seperti yang menimpa balita kembar di RT 09 Kelurahan Gunung Sari Ilir, Balikpapan Tengah, Muhammad Afatar dan Muhammad Alif  berusia 9 bulan.  Kekurangan gizi yang dialami kedua balita tersebut, lantaran sang ayah mengalami stroke sehingga tak bisa lagi memenuhi asupan gizi anaknya. 

Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi berharap tak ada lagi  kasus gizi buruk yang terlambat ditangani. Untuk itu, ia meminta pihak kelurahan untuk melakukan monitoring terhadap kasus gizi buruk ini termasuk yang dialami balita kembar Afatar dan Alif.

Adanya kasus gizi buruk tersebut, dikatakan Rizal, lantaran luput dari perhatian, namun dirinya telah memerintahkan lurah, PKK dan Puskesmas untuk aktif monitoring, sehingga tak ada lagi warga yang mengalami gizi buruk.

Apalagi saat ini Pemkot Balikpapan sedang fokus melakukan pencegahan dan penyelesaian kasus stunting.

“Saya sudah minta DKK dan posyandu agar melakukan kroscek terhadap balita penderita gizi buruk tersebut," kata Rizal.

Lebih lanjut Rizal mengatakan, deteksi terhadap penderita gizi buruk ini harus dimulai dari RT. Untuk itu, ketua RT diharapkan aktif melaporkan warga sekitar perlu penanganan khusus seperti penderita gizi buruk.

"Karena mereka (RT) yang lebih tahu, soalnya mereka tinggal bersama warga. Jadi kalau ada kasus  begitu silakan RT lapor ke lurah atau PKK supaya bisa ditangani," katanya.

Selain itu, dirinya juga meminta kepada semua kelurahan agar aktif melapor, supaya mengetahui penanganan permasalahan di lingkungan masyarakat.

"Kami minta kelurahan aktif melapor, jadi bisa dicarikan solusi," tandasnya.

Seperti diketahui, Muhammad Alif dan Muhammad Afatar balita gizi buruk, terbaring lemah di ruang bengkirai 12 RSUD Beriman, Gunung Malang sejak Minggu (10/3). Anak dari pasangan Suryanto (40) dan Yuliawati (31) tersebut masih berusia 9 bulan harus mendapatkan perawatan medis.

Saat dikunjungi oleh media ini pada Senin (11/3) lalu, kondisi keduanya nampak memprihatinkan. Salah satunya yakni Alif tubuhnya mengecil dan kurus. Berat badannya sejak masuk rumah sakit masih belum bertambah. Sehingga ia harus mendapatkan asupan gizi melalui susu formula dari petugas medis. Meski begitu kondisi keduanya tampak ceria dan bermain di dalam satu ranjang pasien.

"Alif sejak masuk beratnya 3.800 gram sampai hari ini (kemarin) masih segitu. Sementara Afatar masuk pertama itu beratnya 5.050 gram dan sekarang alhamdulillah naik jadi 5.200 gram," kata Ahli Gizi RSUD Beriman, Novi.

Keduanya harus mendapatkan asupan susu formula setiap tiga jam sekali dengan takaran 35 cc untuk Alif dan 52 cc di dalam sebuah botol dot. (cha/yad/vie)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB
X