Balikpapan Dikembangkan sebagai Kota Pembangunan Berkelanjutan

- Kamis, 14 Maret 2019 | 10:30 WIB
KOMPAK: Wali Kota Rizal Effendi (paling kiri) berfoto bersama Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi (ketiga dari kanan) di sela-sela  Seminar Membangun Kemitraan untuk Mencapai SDGs di Hotel Novotel, kemarin (13/3).
KOMPAK: Wali Kota Rizal Effendi (paling kiri) berfoto bersama Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi (ketiga dari kanan) di sela-sela Seminar Membangun Kemitraan untuk Mencapai SDGs di Hotel Novotel, kemarin (13/3).

BALIKPAPAN-Kota Balikpapan merupakan salah satu kota di Kaltim yang berpotensi dikembangkan untuk pembangunan berkelanjutan setelah menipisnya energi fosil, seperti minyak, gas, dan batu bara. Pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan lahan, kota, bisnis dan masyarakat atau sustainable development goals (SDGs) yang bersifat universal.

Menurut Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Dr Surya Darma, sudah saatnya masyarakat mengganti sumber energi fosil dengan energi yang berkelanjutan.

“Energi tidak berkelanjutan, yaitu energi fosil seperti minyak, batu bara, dan gas. Sudah saatnya sif ke energi yang berkelanjutan, yang kita sebut dengan energi terbarukan,” kata Surya Darma dalam Seminar Membangun Kemitraan untuk Mencapai SDGs di Hotel Novotel, kemarin (13/3).

Menurutnya, transisi energi di Indonesia melalui kebijakan energi nasional, perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Karena dikhawatirkan suatu saat kehabisan sumber daya energi. Apalagi, Indonesia pernah mengalami krisis, lantaran bertumpu pada energi fosil.

“Tahun 70-an terjadi krisis, karena kita bertumpu pada energi fosil. Baru ketika krisis terpikir harus bagaimana. Salah satunya mengenai negara penghasil minyak, namun antre minyak. Ini adalah salah satu konsekuensi dari subsidi pemerintah. Karena harga murah, maka banyak yang tidak peduli,” katanya. 

Oleh karena itu, energi baru terbarukan (EBT) yang baru mencapai 8 persen, perlu dimaksimalkan kembali. Selama tujuh tahun ke depan, diharapkan dapat menggerakkan EBT dari 8 persen menuju 23 persen. Salah satunya dengan kemitraan yang ingin dibangun PTTEP, perusahaan eksplorasi dan produksi minyak nasional Thailand.

“Salah satu yang kami ikuti adalah kemitraan sesuai SDGs nomor 17, yaitu kemitraan untuk mencapai tujuan 

menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan. Perlu digaungkan kerja sama dengan seluruh stakeholder, pemerintah, akademisi dan masyarakat,” ungkap General Affairs Manager PTTEP Indonesia tersebut.

Sementara itu, Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi dalam sambutannya mendukung kemitraan bagi Kaltim. Apalagi, Kaltim sebagai daerah sumber migas dan banyak perusahaan beroperasi. Program SDGs sangat penting, karena itu merupakan tanggung jawab moral perusahaan yang banyak memanfaatkan SDA untuk kepentingan ekonomi. 

“Balikpapan selama ini masih terasa kalau perminyakan banyak yang asyik dengan operasionalnya sendiri. Misalnya, lokasi sekitar perminyakan masih banyak orang miskin, juga ada sejarah daerah yang menjadi daerah hantu pasca operasi perminyakan,” sebut Rizal. 

Dia menyebut, pada tahun 50 hingga 60-an daerah seperti Samboja dan Sanga-Sanga sangatlah makmur. Namun, karena tidak berkelanjutan, maka sempat menjadi kota mati. “Ini perlu jadi perhatian dan antisipasi, apalagi Kaltim sebagai daerah pengolahan minyak. Jangan terus seperti anekdot, penghasil minyak tapi mengantre minyak,” tandasnya. (cha/vie/k1)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB

Manajemen Mal Dianggap Abaikan Keselamatan

Jumat, 19 April 2024 | 08:25 WIB

Korban Diseruduk Mobil Meninggal Dunia

Jumat, 19 April 2024 | 08:24 WIB

Mulai Sesak..!! 60 Ribu Pendatang Serbu Balikpapan

Jumat, 19 April 2024 | 08:19 WIB
X