BALIKPAPAN PANAS...!! Ini yang Harus Diwaspadai Warga Balikpapan

- Jumat, 15 Maret 2019 | 09:48 WIB
-ilustrasi
-ilustrasi

BALIKPAPAN-Cuaca panas diperkirakan bakal terjadi hingga 21 Maret mendatang. Kalimantan Timur menempati urutan kedua provinsi yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Hal ini disampaikan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, Frederik, Kamis (14/3). 

Berdasarkan hasil koordinasi bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu panas di Kaltim berpotensi meningkat hingga 42 derajat celcius. Sedangkan kabupaten/kota di Kaltim yang paling berpotensi karhutla adalah Balikpapan. Kemudian disusul Kutai Kartanegara, Kutai Timur, dan PPU. 

“Dari persentase BMKG itu, kita urutan kedua setelah Riau tentang ancaman karhutla. Kaget kita sama persentase dari BMKG, itu puncaknya diperkirakan sampai 21 Maret 2019,” jelasnya.

 Meski begitu, Pemprov Kaltim belum menetapkan status siaga karhutla seperti Riau. Ini lantaran pemprov masih menunggu dua kabupaten/kota menetapkan siaga darurat. “Kaltim belum menetapkan, karena kami mengharapkan bupati dan wali kota itu paling aja ada dua (daerah) menetapkan siaga darurat, meskipun gubernur sudah menyurati bahaya karhutla,” jelasnya.

Berdasarkan data BPBD Kaltim, luasan lahan dan hutan yang terbakar sejak Februari hingga Awal Maret 2019 mencapai 300 hektare. Adapun hotspot atau titik panas mencapai 1:300:1. Sementara Balikpapan paling berpotensi karhutla karena memiliki hasil bumi, seperti minyak, yang uap panasnya menimbulkan api.

“Bahkan turun naik dan titik panas itu dipantau satelit. Ketika ada titik panas, misal kebakaran, itu terpantau dan datanya dikumpulkan. Jadi, bisa berkurang, bisa juga malah naik. Tapi tetap harus siaga,” katanya.

 Dirinya pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika melakukan aktivitas yang menggunakan api. “Harus dijaga. Ketika hendak ditinggalkan, pastikan juga tidak ada sebaran api. Karena itu bisa menjadi salah satu penyebab kebakaran hutan dan lahan,” pesannya.

 Dirinya juga berharap agar perusahaan, tokoh agama, serta tokoh masyarakat ikut menyampaikan pesan imbauan tersebut. “Bahkan, ustaz-ustaz maupun pendeta kalau ceramah, tolong sampaikan ke jemaahnya untuk siaga bencana,” pungkas Frederik. 

Terpisah, Kepala BPBD Suseno mengungkapkan, sejak Januari hingga awal Maret telah terjadi karhutla sebanyak tujuh kali. Jumlah itu meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

“Tahun lalu itu ada lima kali karhutla, tahun ini meningkat. Apabila ada kebakaran yang kami lakukan, ya, segera padamkan apa pun itu,” katanya.

Karena itu, pihaknya tetap siaga dalam mengantisipasi hal tersebut. “Kami tetap waspada dan siaga itu yang harus dilakukan,” tandas Suseno. (cha/rus/k1)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Senin, 22 April 2024 | 16:00 WIB
X