Mengenal Sosok KH KH Ahmad Syarwani Zuhri

- Rabu, 27 Maret 2019 | 10:37 WIB
KH Ahmad Syarwani Zuhri
KH Ahmad Syarwani Zuhri

BALIKPAPAN-Innalilahi wa inailaihi rojiuun. Balikpapan kehilangan salah satu tokoh besar, KH Ahmad Syarwani Zuhri, pendiri Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Balikpapan.   Sekretaris MUI Kota Balikpapan HM Jailani mengatakan,  KH Ahmad Syarwani Zuhri meninggal di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB), Selasa (26/3) sekitar pukul  16.15 Wita. 

“Jenazah beliau saat ini sedang dibawa ke Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. Besok (hari ini, Red), akan dimakamkan di lingkungan Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di Km 19 Karang Joang,” ujar HM Jailani saat dikonfirmasi Balikpapan Pos, sore kemarin.

Berikut adalah profil  KH Ahmad Syarwani Zuhri.  Beliau dilahirkan di Desa Sungai Gampa Marabahan Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan,  08 Agustus 1950. Almarhum adalah putra  dari pasangan Haji Zuhri bin Haji Acil dan Hajah Marwiyah binti Haji Khalil.  Haji Zuhri adalah seorang petani biasa yang bersih dan wara’billah. Ia lahir dalam lingkungan adat keluarga yang sangat fanatik. Bermula KH Ahmad Syarwani kecil dimasukkan ke sekolah agama Islam tingkat Ibtidaiyah dan kemudian Tsanawiyah di Madrasah Sulam ‘Ulum di Desa Sungai Gampa (1959-1961) dan telah berhasil menamatkannya di bawah asuhan dan bimbingan yang mulia KH Muhammad Marzuki Musthafa.

Kemudian ia melanjutkan ke tingkat Aliyah di Pondok Pesantren Darussalam di Martapura Kalimantan Selatan (1962-1970) juga telah berhasil menyelesaikannya. Pada masa itu di bawah asuhan Guru Tuha yaitu yang mulia KH Abdul Qadir Hasan dan KH Ahmad Sya’rani Arif ( Muhaditsin Kalimantan). Di sinilah ilmu agama yang dalam dan mulia digali sehingga dahaga akan ilmu sangat dirasakan, begitu pula atas dorongan orangtua dan para guru-guru agama maka dengan izin Allah SWT, ia melanjutkan pula menimba ilmu ke pulau Jawa tepatnya ke Kota Bangil, Pasuruan,  Jawa Timur pada sebuah Pondok Pesantren Datu Kalampaian (setingkat Perguruan Tinggi Islam) selama tiga tahun (1970-1973).  

Di pondok ini ilmu digali dan ditempa, banyaklah kitab-kitab yang ditamatkan yang langsung di bawah pimpinan dan bimbingan yang mulia KH Muhammad Syarwani Abdan Hafidz Jahullah, pimpinan dan pendiri Pondok Pesantren tersebut. KH Syarwani Abdan adalah orang yang lama bermukim di Kota Mekkah Al-Mukarramah, juga beliau orang Indonesia yang pernah mengajar di Masjidil Haram, Mekkah, maka atas pengarahan dan dorongan serta do’a restu beliau, maka KH A Syarwani Zuhri melanjutkan pula Saudi Arabia dan langsung bermukim di sana selama lebih kurang 12 tahun di Mekkah Al-Mukarramah.


Dengan perjalanan yang jauh dan waktu yang lama. Selama di Mekkah Al Mukarramah ia sempat menimba ilmu dari tokoh tokoh Islam dunia, Ulama ulama, guru guru besar Al Haramain (Mekkah dan Medinah).

Di Kota Medinah Al Munawarrah ia sempat pula belajar dan memperdalam ilmu kepada  As Syeikh al Hafidz Zakariyya Kandahlawi Al Madani, As Syeikh Al ‘Arif Billah Muhammad Afahmi Al Madani, AsSyeikh Sayyid Muhammad Al MuntasirAl Kattani (Mufassir). Setelah memakan waktu yang cukup lama di Mekkah dan Medinah, rupanya haus dan dahaga akan ilmu tidak puas puasnya maka berangkatlah ia mengunjungi negeri Syam (Syria, sekarang ini) untuk belajar dan berkenalan dan mengambil ijazah ilmu ilmu Tafsir dan ilmu ilmu Hadits kepada para ulama-ulama di negeri Syam (Syria).


Dari Syam (Syiria) ia lalu pergi pula menuju Iraq dan sempat lagi memperdalam Ilmu dengan beberapa Ulama Besar di Negeri Iraq. Setelah Iraq dikunjungi, rupanya bertualang untuk memperdalam ilmu agama Islam belum cukup di sana dan berangkat lagi menuju Magribi (Marokko, sekarang ini) dan sempat lagi menghirup ilmu dengan ulama ulama di Marokko.

Sebelum ke Marokko ia sempat pula belajar di negeri piramida Mesir yang cukup terkenal
gudangnya ilmu dan para ulama ulama, dan sempat pula berkenalan dan memperdalam ilmu
dengan para ulama ulama Mesir. Selain itu ia juga pernah mengambil ijazah dari ulama-ulama besar Negeri Sudan
Setelah melawat berziarah ke berbagai negara maka ia kembali lagi ke kota Mekkah Al Mukarramah, karena kerinduan dengan Baitil Atiq (Ka’bah), dan suasana belajar, rindunya hati dengan Rasulullah SAW di Medinah Al Munawarrah, dan pula atas panggilan murid murid di Mekkah yang mereka mengharapkan kembali aktif mengajar mereka mereka seperti biasa (para Pelajar Islam Indonesia yang mengaji belajar di Makkah).

Setelah beberapa saat menempati rumah yang baru dibeli, sambil merasakan nikmatnya baraqahnya berkumpul dengan guru guru dan ulama ulama di Martapura.  Dalam sedang lezatnya tinggal di Martapura, maka beberapa keluarga datang lah satu isyarat dari guru beliau Tuan Guru M Syarwani Abdan (Guru Bangil) agar beliau mendirikan pesantren di daerah Kalimantan Timur. Dan atas petunjuk tuan guru,  pesantrwn itu diberi nama Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.  Pada pertengahan tahun 1987 mulai diadakan kegiatan untuk mendirkan Pondok Pesantren yang diberi nama Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari Balikpapan. Yang luasnya kurang 30 Ha. Yang sebelumnya terletak di Km 30, dan 6 Ha. Kemudian sebelum rampung lokasi pondok pesantren dipindahkan ke Km 19,5 Jalan Raya Balikpapan – Samarinda hingga sekarang. (ono/dikutip dari Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari) 

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X