BALIKPAPAN-Eksistensi program pelatihan pencegahan bencana dan bahaya kebakaran terus ditunjukkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan. Kemarin (28/3), 100 peserta dari 84 perwakilan perusahaan ambil bagian. Mereka antusias untuk memahami cara penanggulangan api.
Hari terakhir pelatihan, seluruh peserta praktik langsung di Lapangan Tennis Indoor Balikpapan. Di antaranya, penanganan dini dengan cara tradisional atau alat pemadam api ringan (APAR).
“Cara tradisional itu, misal, seprai atau handuk basah dapat digunakan untuk memadamkan api. Begitupun mereka diajarkan teknis penggunaan tata cara penggunaan APAR yang baik dan benar. Baik itu langkah-langkah dan kuda-kuda, serta mental,” kata Kasi Kesiapsiagaan BPBD, Solahuddin Malik di sela-sela kegiatan, kemarin (28/3).
Solahuddin menjelaskan, pemadaman api dengan handuk atau seprai basah merupakan penanganan dini jika terjadi kebakaran di rumah.
“Dapat menggunakan handuk atau seprai yang direndam, kemudian mengarahkan ke titik api. Tapi, kalau apinya besar, bukan lagi kapasitasnya karena sebagai alat bantu sementara saja. Jadi, sambil melakukan penanganan, alangkah baiknya sambil menghubungi BPBD,” ucap Solahuddin.
Kepala BPBD Kota Balikpapan, Suseno yang melihat langsung penyuluhan praktik lapangan itu, berharap para peserta mampu mempraktikkan dan kesiapsiagaan apabila terjadi bencana. Baik itu kebakaran, banjir, dan sebagainya.
“Pelatihan ini bisa sangat bermanfaat. Untuk itu, saya mohon, paling tidak yang bisa diambil dalam penyuluhan ini bisa digunakan di lingkungan kerja maupun lingkungan sendiri, supaya dapat bermanfaat bagi masyarakat luas,” kata Suseno.
Suseno meminta kepada para peserta untuk menyampaikan ke pimpinan perusahaan atau pengelola gedung agar dibentuk tim emergency. “Diharapkan bagi pengelola gedung, kantor-kantor, mal, dan semacamnya nantinya dibentuk tim emergency. Sehingga, jika terjadi bencana, bisa melakukan pencegahan dini agar tak lebih besar lagi. Sambil menunggu petugas datang,” imbuh Suseno.
Sementara itu, salah seorang peserta perwakilan dari Novotel dan Ibis Hotel, Eko Ari Wibowo mengakui, penyuluhan yang dilakukan BPBD sangat membantu. Begitupun dengan pelatihan bagaimana cara penanganan jika terdapat korban cedera saat terjadi bencana.
“Saya sangat antusias dengan apa yang diedukasikan kepada peserta. Sehingga, saat terjadi bencana, kami sudah sigap dan siap. Hal lainnya karena simbol BPBD, yakni segitiga biru, mengartikan jika pemerintah, swasta dalam hal ini dunia usaha, dan masyarakat harus saling bersinergi menghadapi bencana,” terang Eko.
Sementara itu, pihak Siloam Hospitals dr Bayu Amadea yang memberikan pelatihan first aid, mengaku mendukung pelatihan yang digelar BPBD ini. “Biasa, kalau ada korban bencana, orang-orang langsung sigap membantu. Terkadang secara tak sadar, apa yang kita lakukan malah memperparah kondisi korban, atau bahkan berujung pada kematian,” singkat Bayu. (wal/rus/k1)