Kucuran Dana buat Bekraf Dinilai Kecil

- Senin, 15 April 2019 | 10:37 WIB
USAHA MIKRO: Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menilai, kucuran dana pemerintah bagi Bekraf senilai Rp 757 miliar masih terlalu kecil.
USAHA MIKRO: Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menilai, kucuran dana pemerintah bagi Bekraf senilai Rp 757 miliar masih terlalu kecil.

BALIKPAPAN-Anggaran untuk Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) pada tahun ini dinilai kecil. Pasalnya, antusiasme pelaku ekonomi yang begitu tinggi tak sebanding dengan anggaran yang dikucurkan pemerintah pusat. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian.

Dirinya membeberkan, jumlah anggaran untuk Bekraf tahun ini hanya sekira Rp 757 miliar. Padahal, jika melihat antusias para pelaku ekonomi, anggaran yang dikucurkan seharusnya lebih dari itu.

“Anggaran Bekraf jumlahnya Rp 757 miliar, idealnya Rp 1,5 triliun. Dua kali lipat dari anggaran saat ini. Walaupun memang anggaran lumayan besar angkanya, tapi itu tidak cukup jika melihat antusiasme pelaku ekonomi kreatif yang membutuhkan anggaran dan membutuhkan berbagai fasilitas,” kata Hetifah Sjaifudian, kemarin.

Pada tahun anggaran selanjutnya, Bekraf perlu mendapatkan anggaran yang lebih. Ini untuk memaksimalkan tugas dan fungsinya menumbuhkan ekonomi-ekonomi kreatif di masyarakat. Yang diwujudkan dengan beberapa program, yakni sertifikasi, mendukung perolehan badan hukum pelaku ekonomi kreatif, program pelatihan pemasaran, maupun dukungan pembiayaan langsung kepada para pelaku ekonomi kreatif.

Menurutnya, selama ini Bekraf telah berjalan maksimal. Terutama dalam fungsinya untuk menumbuhkan ekonomi kreatif. Namun demikian, lanjut anggota DPR RI dapil Kaltim ini, komunikasi ke setiap daerah harus dimaksimalkan guna mendeteksi potensi-potensi ekonomi kreatif di setiap daerah.

“Banyak sekali pelaku ekonomi kreatif di Kaltim, misalnya, yang belum terkomunikasikan. Contohnya, selama ini kita menganggap di Kaltim tidak ada barista, ternyata setelah kita lakukan sertifikasi barista itu pesertanya membeludak. Bahkan sudah ada ratusan yang membuka usaha tempat ngopi,” terangnya.

Antusiasme kaum muda di Kaltim untuk menjadi pelaku ekonomi kreatif perlu digenjot. Apalagi, sumber daya alam, seperti batu bara dan migas tak bisa lagi jadi tumpuan dalam mengurangi pengangguran. Oleh karena itu, menumbuhkan niat menjadi pelaku ekonomi kreatif menjadi langkah penting.

“Jadi, perlu memang harus ada alternatif kegiatan-kegiatan ekonomi menjanjikan yang sesuai passion anak muda,” pungkasnya. (dan/vie/k1) 

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X