Gedung Serba Guna Tak Berfungsi

- Kamis, 18 April 2019 | 12:52 WIB
KURANG DIMANFAATKAN: Gedung Serba Guna Manggar Baru, tampak jorok bahkan kerap dijadikan tempat pacaran dan nongkrong para remaja, hingga larut malam.
KURANG DIMANFAATKAN: Gedung Serba Guna Manggar Baru, tampak jorok bahkan kerap dijadikan tempat pacaran dan nongkrong para remaja, hingga larut malam.

BALIKPAPAN– Kehadiran Gedung Serba Guna Manggar Baru, Kecamatan Balikpapan Timur (Baltim) bagaikan tak memiliki fungsi apa-apa. Malahan saat ini lebih banyak efek negatifnya. Kondisi tersebut terlihat jelas saat media ini mengunjungi dan melihat langsung Gedung Serba Guna. Tampak bagian luarnya sudah memprihatinkan, tulisan-tulisannya mulai terkelupas, bagian tembok banyak coretan, rusak dan bolong di salah satu sisi. Begitupun bagian dalamnya, sangat kotor dan jorok, banyak ditemukan bekas-bekas bungkus rokok, plastik es, dan beberapa lainnya. Dikhawatirkan gedung ini disalahgunakan menjadi tempat mesum oleh kalangan remaja, mengingat tak adanya penerangan di dalamnya. Siapa saja bisa masuk ke gedung itu, karena pagar tidak digembok. Kabar yang berembus, sering ada remaja bermain atau nongkrong ingga larut malam.

Kini Gedung Serba Guna itu bagi warga Manggar Baru telah berganti nama menjadi Gedung Serba Tak Guna. Mengingat kehadirannya yang menelan anggaran APBD sekira 11,1 miliar itu, tak mempunyai arti apa-apa.

“Sudah beberapa tahun begitu. Mulai pembangunannya saja selesai, beberapa bulan setelahnya motifnya sudah protolan (rusak, terkelupas, Red.), jadi itu ditembel lagi. Kalau masyarakat sini bilangnya bukan Gedung Serba Guna, tetapi Gedung Serba Tak Guna. Karena tak ada gunanya, malah lebih banyak mudharotnya,” kata salah satu warga RT 21 Farida kepada media ini, Selasa (16/4) lalu.

Lanjut Farida, hal itu dikarenakan tak adanya penerangan. Sehingga dikhawatirkan gedung disalahgunakan. “Itu anak-anak muda nongkrong di situ. Buat pacaran, karena gelap tak ada penerangan,” sambungnya.

Dia pun memberi masukan agar gedung tersebut dijadikan menjadi sekolah menengah pertama. Hal itu dikarenakan, hanya di Kelurahan Manggar Baru yang tidak memiliki SMP.

“Saya dan warga di sini sih berharap dibangun SMP. Soalnya hanya Manggar Baru tak punya. Belum lagi dengan sistem zonasi. Kami di sini larinya ke mana? Kalau mau digunakan, ya segera mungkin,” tegasnya.

Farida menuturkan, hal itu selalu dikeluhkan warga. Terlebih bagi orangtua yang anaknya mendapatkan nilai-nilai yang pas-pasan. Hal lainnya, dengan terdapatnya SMP setidaknya dapat mengangkat nama Kelurahan Manggar Baru.

“Karena seperti tahun lalu, banyak yang mengeluh, zonasi kita dilempar ke mana? Belum lagi kalau nilainya pas-pas. Ya katakanlah masuk SMP swasta, di sini (Baltim, Red) hanya ada satu SMP swasta, yakni di PJHI. Kalau daerah kota banyak pilihan sekolah. Terus kalau dipaksakan sekolah di kota, apalagi dari kalangan keluarga tak mampu, terus dapat uangnyanya kayak mana? Memang di sini ada SKB, tapi istilahnya paket atau home schooling,” terangnya.

Farida menyebut, remaja yang datang ke Gedung Serba Guna itu berasal dari wilayah lain di luar Manggar Baru. “Dulu sempat anak-anak ngelem, sudah pernah ditangkap. Tapi kan dibebaskan kembali. Tak lama setelahnya, kembali dan tambah lagi,” imbuh farida.

Sementara itu, salah seorang warga yang tak ingin disebut namanya mengungkapkan pernah melihat pasangan muda-mudi yang masuk ke dalam Gedung Serba Guna di malam hari. Bahkan kerap remaja nongkrong atau sekadar main gitar hingga pukul 03.00 Wita.

“Saat itu kira-kira pukul 22.00 Wita, ada pasangan muda-mudi yang masuk gedung itu. Bahkan, Senin kemarin pas maghrib, saya lihat ada pasangan yang masuk. Tapi, karena kelupaan, akhir tak ingat untuk menangkap basah. Gedung itu mungkin sudah bukan hanya menjad tempat ngelem, mungkin saja sudah menjadi tempat mesum. Soalnya sepi dan gelap,” ucapnya.

Secara terpisah, Lurah Manggar Baru Asih Joko Suyono mengungkapkan, dirinya telah menyampaikan terkait Gedung Serba Guna itu ke Wali Kota Rizal Effendi saat coffee morning.

 “Saat coffee morning saya sampaikan ke pak wali. Lalu pak wali menanyakan ke bagian aset dan DPU. Kemudian jika sudah di DPU baru diserahkan ke aset, berlanjut diserahkan ke kecamatan. Ya saya pikir, agak ringanlah kelurahan, kalau kecamatan yang kelola,” jelas Asih Joko. (wal/cal)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X