BALIKPAPAN– “Ke kota dulu”. Kalimat itu yang kerab menjadi jawaban warga Kecamatan Balikpapan Timur (Baltim) ketika hendak menuju ke pusat kota setiap kali mendapat pertanyaan dari warga lainnya.
Kota yang dimaksud di sini, bukan ke Kecamatan Balikpapan Kota (Balkot), melainkan, pusat keramaian yang identik dengan infrastruktur yang modern, hotel berbintang, mal, dan dianggap lebih berkembang dari wilayah Baltim.
Padahal jika diperhatikan, kawasan Baltim sudah merupakan perkotaan, bukan lagi perdesaan. Banyak destinasi wisata pantai dan alam di wilayah ini, serta bakal menjadi salah satu pintu gerbang jalan tol.
Menanggapi hal itu, Lurah Manggar Hj Nursiah mengatakan, kata kota sering diucapkan oleh warga Manggar, khususnya Kecamatan Baltim. Bahkan hal itu sudah terbiasa diucapkan atau didengar.
“Kadang ada pula warga yang ditanya dari mana, jawabannya dari kota,” kata Hj Nursiah, kemarin (19/4).
Nursiah menjelaskan, mindset tersebut harus cepat-cepat dihilangkan dari warga. Saya berharap bisa segera menyosialisasikan kepada warga. Baik secara lisan, mungin via medsos, atau media cetak. Bahwa Manggar dan khususnya Kecamatan Balikpapan Timur sudah berubah, bukan desa lagi,” sambungnya.
Dia mencontohkan, beberapa bukti di Kecamatan Baltim dapat dikatakan kota. Dimana kini terdapat banyak destinasi pantai dan tempat hiburan keluarga. Meskipun saat ini belum terdapat mal.
“Buktinya banyak destinasinya. Orang-orang di luar Balikpapan kalau mau liburan, pasti ke Balikpapan Timur, ada Pantai Manggar, penangkaran buaya di Kelurahan Teritip, serta Stadion Batakan. Bahkan ke depannya bakal ada hotel bintang empat,” ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang warga RT 35 Kelurahan Manggar Tri Yuliantara mengatakan, pengucapan kata kota itu sudah terbiasa diucapkan oleh masyarakat Baltim. “Sering itu jawabannya, setiap ditanya mau ke mana atau dari mana? Jawabannya pasti kota. Sehingga sudah terbiasa,” singkat Tri Yuliantara.
Warga lainnya, Resti Oktaviani mengharapkan, pola pikir tersebut harus diubah. Dia pun memiliki alasan yang cukup kuat, karena di Kecamatan Balikpapan Timur belum terdapatnya mal.
“Soalnya kota identik dengan mal. Jadi pikirannya, kalau kota pasti ada malnya,” singkat Resti. (wal/cal)