BALIKPAPAN-Usai euforia pelaksanaan pemilu yang menghabiskan tenaga, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mendapatkan beberapa laporan mengenai permasalahan kesehatan masyarakat. Di antaranya, adanya 16 petugas pemilu yang sakit.
Kelelahan menjadi penyebabnya. Para petugas maupun peserta pemilu harus dibawa ke posko kesehatan yang sudah disiapkan. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, dr Balerina. “Laporan ke posko kurang lebih ada 16 orang petugas yang hipertensi. Kalau yang sampai tumbang, belum ada laporan,” ujar Balerina.
Menurutnya, hipertensi yang dialami petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) tersebut, karena harus bekerja dari pagi hingga malam hari. Bahkan, ada yang bekerja hingga keesokan harinya. Ya, di sejumlah TPS memang ditemukan petugas KPPS yang bertugas selama 24 jam lebih, tanpa tidur.
“Capek juga bisa menyebabkan hipertensi. Kalau capek pasti naik tekanan darahnya. Stres juga ‘kan. Begadang juga itu bisa sebabkan naik hipertensinya,” ujar Balerina.
Meski begitu, lanjut dia, hipertensi sebenarnya tidak terlalu membahayakan karena bisa diobati. Petugas KPPS pun tetap bisa menjalankan tugasnya. Namun harus tetap menjaga kondisi tubuhnya. “Hipertensi bisa diobati, jadi dia bisa terus melanjutkan tugas sebagai panitia pemilu,” ujarnya.
Sementara terkait kemungkinan adanya calon anggota legeslatif (caleg) yang mengalami gangguan kejiwaan akibat gagal meraih banyak suara, Balerina mengungkapkan, hingga kini belum mendapat laporan.
“Tidak ada. Belum ada laporan yang tampak kegilaan. Yang jelas hanya ada 16 orang petugas pemilu yang sakit, jumlah itu dari laporan posko,” tandasnya.
Untuk diketahui, pada pelaksanaan Pemilu 2019, Dinas Kesehatan Kota menyediakan 7 posko dan 10 armada kesehatan. Ini tujuannya untuk mengantisipasi para petugas TPS yang sakit, mengingat lama dan banyaknya perhitungan suara. (cha/cal/k1)
