DKK Temukan Enam Kasus Gizi Buruk

- Minggu, 28 April 2019 | 14:43 WIB
-
-

BALIKPAPAN-Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan pada periode Januari-April ini menemukan enam kasus gizi buruk. Sedangkan tahun 2018 lalu mencapai 10 kasus.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat DKK Balikpapan, Sri Juliarti mengatakan, tidak semua kasus gizi buruk itu merupakan kasus baru. “Seperti anak kembar di Balikpapan Timur yang merupakan kasus lama. Sudah membaik, tapi memburuk lagi,” kata Dio- panggilan akrab Sri Juliarti- kepada Balikpapan Pos, kemarin (27/4).

Berbagai upaya dilakukan DKK untuk mencegah meningkatnya kasus gizi buruk ini, di antaranya, memberikan tablet Fe (ferum) untuk remaja dan calon pengantin sekali seminggu serta asam folat bagi ibu hamil.

“Untuk ibu hamil juga diberikan asupan gizi berupa PMT (pemberian makanan tambahan) serta pemeriksaan kesehatan kehamilannya minimal empat kali sebulan pada berbagai faskes (fasilitas kesehatan),” aku Dio.

DKK juga mengadakan pelatihan pembuatan makanan bayi dan anak (PMBA) untuk kader setiap bulan. Kemudian, puskesmas dan kader menggelar pelatihan pembuatan PMBA kepada orangtua di posyandu. “Harus dipastikan juga kunjungan anak ke posyandu ditingkatkan. Kami juga terus melakukan sosialisasi program Isi Piringku dan pemberian vitamin A,” terangnya.

Upaya lain untuk menjaring kasus gizi buruk di Balikpapan juga dilakukan kader PKK di posyandu, PAUD, sekolah, serta melakukan kunjungan rumah. Untuk penanganannya, jika ditemukan kasus anak gizi buruk, maka akan ditangani puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit sesuai tata kelola kasus gizi buruk. Nantinya anak tersebut akan diberi paket formula gizi buruk (PFGB) dan diberi biskuit sebagai PMT yang didapatkan dari Kemenkes.

Dio menjelaskan, enam kasus gizi buruk itu terdiri masing-masing satu kasus di Kelurahan Damai dan Gunung Bahagia serta dua kasus di Kelurahan Manggar Baru dan Kelurahan Gunung Sari Ilir (GSI). 

Menanggapi kasus gizi buruk di Balikpapan, Wali Kota Rizal Effendi berharap, tidak ada keterlambatan dalam penanganannya. Untuk itu, dia meminta pihak kelurahan aktif melakukan monitoring, termasuk PKK dan Dasa Wisma. “Saya minta DKK dan posyandu aktif melakukan pengecekan,” pinta Rizal.

Lebih jauh Rizal meminta agar deteksi dimulai dari RT setempat. “Karena mereka (RT) yang lebih tahu, jadi kalau ada warga yang terindikasi memiliki penyakit tertentu, termasuk gizi buruk, silakan lapor ke lurah atau PKK agar ditangani,” katanya. Gizi buruk merupakan salah satu klasifikasi status gizi, yakni anak mengalami kurang gizi yang diketahui berdasarkan pengukuran antropometri, seperti pertambahan berat badan, tinggi atau panjang badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan. (cha/vie/k1)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X