Berjualan 10 Tahun, Ramadan Tak Lantas Naik Harga

- Rabu, 8 Mei 2019 | 12:50 WIB
LARIS: Sutami (kiri),  pedagang es kelapa legendaris dijumpai di sela aktivitasnya, kemarin.
LARIS: Sutami (kiri), pedagang es kelapa legendaris dijumpai di sela aktivitasnya, kemarin.

Bukan rahasia lagi bila Ramadan merupakan momentum emas bagi pedagang dalam mendulang untung. Tidak terkecuali bagi Sutami, pedagang es kelapa yang berjualan di kawasan Pandansari, Balikpapan Barat. 

CHANDRA


TENGOK saja omzetnya selama periode tersebut. Melejit dua kali lipat dari kondisi normal. Menjamurnya aneka minuman belakangan ini, tidak membuatnya kalah saing. Sebaliknya, animo pembeli semakin membumbung memburu olahan es kelapa buatannya. 

"Kalau hari biasa, 1.000 buah kelapa untuk empat hari. Kalau Ramadan begini, 1.000 buah ludes hanya dalam dua hari," ucapnya dijumpai di sela aktivitasnya berjualan, Selasa (7/5).

Ledakan permintaan tersebut memaksanya untuk menambah jumlah pekerja untuk membantunya berjualan. Dari lima tenaga kerja saat hari biasanya menjadi delapan orang sudah termasuk Sutami. Saking tingginya permintaan, Sutami mengaku memilih meliburkan aktivitas berjualan tat kala pasokan kelapanya terbatas.

"Jadi kalau stok cuma 200 buah lebih baik enggak jualan. Kasihan pembeli kalau datang tapi kehabisan, apalagi ini Ramadan," tuturnya memberi pandangan.  


Sutami merupakan pedagang es kelapa yang cukup termahsyur di kawasan tersebut. Disebut termahsyur karena usahanya berdiri sejak 10 tahun lalu dengan kualitas yang terjaga baik hingga kini. Terbukti, pembelinya tak pernah sepi. Baik saat hari biasa, terlebih Ramadan.

"Saya tidak pernah mengklaim bagus, tapi bisa ditanyakan langsung ke pembeli," ucapnya tenang.

Dikatakannya, ada dua pilihan rasa yang ditawarkan. Yakni gula aren dan gula pasir. "Karena Ramadan pembeli selalu ramai, otomatis gulanya juga ditambah. 16 kg gula pasir 16 kg dan 14 kg gula merahnya, setiap harinya, kalau hari biasa cuma 8 kg untuk gula pasir, gula merahnya 6 kg," ungkapnya.

Kualitas yang terjaga baik meliputi kelapa yang disediakan merupakan pilihan, pun begitu untuk gula pasir dan gula merah yang juga pilihan serta tanpa campuran pemanis buatan.

"Untuk kelapa saya percaya dengan pemiliknya, apalagi sudah bekerja sama cukup lama. Jadi sudah tahu jenis kelapa yang saya butuhkan," akunya ramah.

Rupanya, kebersihan menjadi kunci sukses berikutnya bagi Sutami dalam menjalankan usaha. "Namanya juga barang yang dikonsumsi jadi harus bersih. Mulai rombong, peralatan yang digunakan semuanya harus dijaga kebersihannya, termasuk sampah kelapa, tidak asal buang, tidak berserakan karena sudah disiapkan tempat khusus," gebunya kemudian.

Meski diserbu pembeli, Sutami tak lantas menaikkan harga. Namun ia juga tidak menampik, harga bahan baku merangkak naik seiring Ramadan tiba. "Satu porsi tetap Rp 6 ribu karena setelah Ramadan harga bahan baku pasti normal lagi, jadi lebih baik tidak usah ikut-ikutan naikkan harga," pungkasnya. (dra/rus)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB

Harga Emas Melonjak

Selasa, 16 April 2024 | 16:25 WIB

Desa Wisata Pela Semakin Dikenal

Selasa, 16 April 2024 | 11:50 WIB

Pekerjaan Rumah Gubernur Kaltim

Selasa, 16 April 2024 | 09:51 WIB

Usulkan Budi Daya Madu Kelulut dan Tata Boga

Selasa, 16 April 2024 | 09:02 WIB
X