Waspadai Retinoblastoma, Kanker Mata Perenggut Keceriaan Anak

- Senin, 13 Mei 2019 | 10:11 WIB
Oleh dr. Kevin Leonardo Pembimbing : dr.Lilik Sujarwati, Sp.M
Oleh dr. Kevin Leonardo Pembimbing : dr.Lilik Sujarwati, Sp.M

MENDENGAR kata kanker sering kita merasa khawatir dan ketakutan ketika mendengar kata tersebut. Kanker dapat terjadi pada setiap organ yang ada pada tubuh manusia. Bagi sebagian orang, kanker selalu dikaitkan dengan kejadian yang menyerang orang dewasa. Namun tahukah Anda bahwa terdapat beberapa jenis kanker lebih sering menyerang anak-anak ?

Retinoblastoma (kanker mata) merupakan salah satu contohnya. Selain lebih banyak ditemui pada anak-anak, jenis kanker ini juga lebih agresif jika dibandingkan dengan jenis kanker lainnya. Sehingga, kita perlu mengenal lebih jauh tentang penyakit ini.

Retinoblastoma merupakan kanker (tumor ganas) pada mata yang dapat dijumpai pada bayi hingga anak di bawah usia 5 tahun (balita). Kanker ini bertumbuh dari retina, yaitu jaringan saraf tipis yang terdapat di bagian belakang mata. Retinoblastoma dapat menyerang satu ataupun kedua bola mata. Saat ini, kasus retinoblastoma terjadi sebanyak 1 dari setiap 20 ribu bayi lahir hidup. Laki-laki maupun perempuan, memiliki resiko yang sama untuk menderita penyakit ini.  Penyebab retinoblastoma diperkirakan berhubungan dengan mutasi genetik. Mutasi ini dapat diwariskan dari orangtua kepada anaknya. Akibatnya, anak-anak yang memiliki riwayat keluarga penderita retinoblastoma beresiko lebih besar mengalaminya.

Deteksi dini merupakan upaya untuk dapat menemukan kanker ini pada stadium awal. Jika kanker diketahui lebih awal maka kemungkinan seorang anak untuk sembuh akan lebih besar daripada kasus yang ditemukan pada stadium lanjut. Perkembangan kanker ini dapat berlangsung secara cepat (dalam waktu 12 bulan), hingga menginvasi jaringan disekitar mata. Di negara berkembang, umumnya, retinoblastoma didiagnosis setelah menyebar atau bisa dikatakan “terlambat” (stadium lanjut). Komplikasi tersering dari kasus ini adalah kebutaan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Adapun gejala utama dari retinoblastoma adalah manik mata yang terlihat putih saat terkena / tersorot cahaya. Ini dapat terlihat dengan jelas saat memfoto anak menggunakan kamera dengan flash. Kondisi ini biasa disebut dengan istilah, mata kucing (leukocoria). ‘Titik’ / ‘sinar’ putih yang tampak pada bola mata bisa menjadi pertanda awal retinoblastoma.

Selain itu, orang tua perlu mewaspadai beberapa gejala lainnya, seperti mata juling, mata merah, pembesaran bola mata serta penglihatan buram. Apabila terdapat beberapa gejala tersebut, segera bawa anak Anda ke dokter spesialis mata terdekat untuk dievaluasi lebih lanjut. Dokter memerlukan beberapa tes dan pemeriksaan lanjutan untuk menegakkan diagnosis retinoblastoma.

Terdapat beberapa tindakan terapi retinoblastoma tergantung tingkat stadium kankernya, antara lain bedah laser, radioterapi, kemoterapi hingga pengangkatan bola mata. Bila ditemukan pada tahap awal, terapi kombinasi penyinaran dengan radiasi dan kemoterapi dapat dilakukan. Apabila ditemukan terlambat dan sudah sangat besar hingga sulit ditangani, dokter akan merekomendasikan operasi pengangkatan bola mata. Setelah itu, akan dipasang bola mata palsu yang berfungsi sebagai kosmetik, walaupun tidak dapat berfungsi untuk melihat.

Jangan biarkan retinoblastoma merenggut keceriaan masa kecil anak-anak. Pemeriksaan rutin perlu dilakukan terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit retinoblastoma pada keluarga. Deteksi dini retinoblastoma akan meningkatkan keberhasilan pengobatannya. Sebaiknya, cek kesehatan mata anak setiap 6 bulan dengan atau tanpa keluhan mata. Kenali lebih awal dan segera konsultasikan kepada dokter spesialis mata terdekat apabila Anda menemui gejala – gejala tersebut. Semoga bermanfaat. (*han)

 

 

 

 

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X