Membangun PPU dari Pinggiran melalui Pendataan Potensi Desa

- Rabu, 15 Mei 2019 | 10:30 WIB

JIKA melihat usia Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yang tahun ini genap 17, cukup matang dalam sebuah kehidupan. Namun,  banyak hal yang masih perlu dikaji. Melalui pelaksanaan pendataan potensi desa yang dilakukan Badan Pusat Statistik pada tahun 2018 lalu dapat menggambarkan sedikit tentang capaian kabupaten selama ini.

Pendataan Potensi Desa kerap dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) 3 kali dalam 10 tahun. Untuk tahun 2018 dari tahun  2014  jumlah wilayah administrasi pemerintahan setingkat desa di Kabupaten Penajam Paser Utara tidak mengalami perubahan yakni 54 wilayah terdiri dari 30 desa dan 24 kelurahan. Begitupun halnya untuk wilayah setingkat kecamatan masih berjumlah 4. Belum ada penambahan dan pemekaran wilayah sampai saat ini walaupun wacana sudah sering terdengar.

Berdasarkan data Podes 2018, topografi Kabupaten PPU terdapat satu desa yang merupakan lereng, 3 desa yang merupakan lembah dan 50 desa merupakan daratan. Sedangkan sebagai salah satu kabupaten maritim dapat dilihat bahwa Kabupaten Penajam Paser Utara memiliki  23 desa yang berada di tepi laut.

Dari keseluruhan wilayah setingkat desa 50 desa/kelurahan dapat dijangkau melalui transportasi darat, 1 desa hanya dapat dijangkau dengan transportasi laut dan 3 desa dapat dijangkau dengan melalui darat dan laut.

Sedangkan wilayah desa yang dapat dijangkau dengan transportasi darat jika lihat masih ada 4 desa yang jenis permukaan jalan darat yang terluas adalah tanah. 15 desa dengan permukaan jalan darat sudah diperkeras dalam artian kerikil,batu atau sejenisnya. Sedangkan 34 desa lainnya sudah menggunakan aspal dipermukaan jalan terluasnya.

Pendapatan penduduk Kabupaten PPU masih sangat bergantung dengan sumber daya alam. Sebanyak 41 desa/kelurahan sumber penghasilan terbesar masyarakatnya dari sektor pertanian. Budidaya terbesar adalah tanaman pangan diikuti hortikultura dan perikanan. Ada satu desa dengan sumber penghasilan utama penduduknya dari sektor pertambangan, 2 desa/kelurahan dari  industri pengolahan yang juga merupakan daerah sentra industri, 2 desa/kelurahan dari sektor perdagangan dan 2 desa lainnya dari sektor jasa.

Pembangunan infrastruktur dalam kurun waktu 3 tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Dalam halnya pendidikan dipastikan seluruh wilayah setingkat desa yang sudah mempunyai sekolah dasar. Hal ini setidaknya dapat mempermudah anak usia awal untuk dapat megenyam pendidikan dengan mudah tanpa harus keluar desa melihat topografi desa di Kabupaten Penajam Paser Utara ini masih beragam. Sedangkan untuk sekolah menengah pertama baru 32 dari 54 wilayah setingkat desa yang tersedia. Untuk sekolah menengah atas hanya 12 dari 54 yang tersedia dan 8 dari 54 yang tersedia untuk sekolah menengah kejuruan.

Peningkatan dalam segi kesehatan menurut keberadaan sarana dan fasilitas yang tersedia juga dapat terlihat dengan jelas. Fasilitas rumah sakit saat ini masih terpusat di satu titik. Namun, sudah ditunjang dengan adanya 11 wilayah setingkat desa yang memiliki puskesmas, dan 43 yang memiliki puskesmas pembantu, 13 yang memiliki tempat praktek  dokter. Sampai saat ini  sudah ada 3wilayah setingkat desa  yang memiliki rumah  bersalin (maternity house), 16 wilayah yang sudah tersedia tempat praktek bidan (midwife). Keberadaan apotek di 12 wilayah dan toko khusus jamu obat/jamu tradisional 8 wilayah seharusnya memberikan   kemudahan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kesehatan. Perlu dilihat juga diselain sarana kesehatan keberadaan tenaga kesehatan juga menjadi faktor penting yang tidak boleh disampingkan. Selain itu banyaknya desamenurut keberadaan penderita gizi buruk masih cukup tinggi yakni 10 desa yang masih perlu diperhatikan.

Keberadaan penunjang ekonomi seperti pasar sudah mencapai  jumlah 26 pasar permanen maupun semi permanen. Begitupun koperasi yang sampai akhir 2018 berjumlah 186 unit tersebar di 4 kecamatan.

Dari segi penerangan dan komunikasi. Keberadaan keluarga pengguna listrik yang bersumber dari PLN  sudah terjangkau di seluruh wilayah desa. Namun masih ada yang keluarga yang tidak menggunakan listrik di 21 desa. Keberadaan sinyal telepon seluler untuk kategori sangat kuat dijangkau pada 8 desa, kategori kuat dijangkau pada 32 desa, dan 14 desa masih terjangkau sinyal lemah.

Selain potensi desa yang terus berkembang, pembangunan desa juga tak luput dari beragam permasalahan yang dapat menjadi kendala sekaligus tantangan. Salah satunya adanya bencana alam yang datang tanpa disangka. Bencana yang datang selalu menyita perhatian dan memerlukan kewaspadaan yang lebih, mengingat sebagaian besar wilayah kabupaten masih sebagian besar hutan yang berpotensi longsor, ataupun ditepi laut yang berpotensi angin puyuh/beliung.

Pada pendataan Podes 2018 di Kabupaten Penajam Paser Utara desa yang mengalami bencana dalam tiga tahun terakhir yang mengalami bencana tanah longsor sebanyak 2 desa, banjir 13 desa, kebakaran hutan dan lahan 12 desa, kekeringan 3 desa dan angin puting beliung/topan 3 desa. (adv)

 

 

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X