Balikpapan Menuju 100 Smart City

- Kamis, 16 Mei 2019 | 10:15 WIB

KOTA Balikpapan melalui Wali Kota HM Rizal Effendi turut serta  menandatangani Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) Gerakan Menuju 100 Smart City Tahun 2019 di Hotel Santika Hayam Wuruk, Jakarta, Rabu (15/5).

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menjadi salah satu dari 25 wali kota yang terpilih menandatangani nota kesepahaman untuk mengikuti gerakan ini. Sebanyak 25 kota dan kabupaten terpilih ini melengkapi 75 kota dan kabupaten yang telah terpilih di tahun 2017 dan 2018.

"Sehingga total ada 100 kota dan kabupaten di Indonesia yang telah mengikuti Gerakan Menuju 100 Smart City ini," jelas Rizal usai menandatangani nota kesepahaman di Jakarta,  kemarin.

Diinformasikan Rizal,  100 Smart City merupakan program bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan.

"Gerakan tersebut bertujuan membimbing kabupaten dan kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah," jelasnya.

Sebuah kota dapat dikatakan Smart City jika didalamnya lengkap dengan infrastruktur dasar, juga memiliki sistem transportasi yang lebih efisien dan terintergrasi, sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat. Konsep itu juga menciptakan kualitas hidup masyarakat yang terus meningkat, rumah dan bangunan yang hemat energi, bangunan ramah lingkungan dan memakai sumber energi terbarukan.

"Ya, Balikpapan masuk 100 kota gerakan smart city. Manfaatnya baik untuk mempercepat pelayanan dan memaksimalkan potensi Balikpapan untuk kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan kemajuan IT," imbuh wali kota dua periode.

Bahkan dalam pertemuan tersebut, dirinya  mengusulkan kepada kemendagri dan kemenkeu, agar 100 kota dalam program smart city  termasuk Balikpapan mendapat dana alokasi khusus  (DAK) Smart City atau tambahan dana insentif daerah.

Ditanya, program rencana dan kegiatan apa saja yang perlu didukung dgn layanan smart city ini, Rizal menyebutkan ada beberapa layanan. "Seperti layanam perizinan, kependudukan, kesehatan, pendidikan, pengelolaan persampahan, UMKM dan lainnya," papar Rizal.

Untuk diketahui, Smart City merupakan wilayah kota yang telah mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi dalam tata kelola sehari-hari, dengan tujuan untuk mempertinggi efisiensi, memperbaiki pelayanan publik, dan meningkatkan kesejahteraan warga.

Gerakan menuju 100 Smart City adalah program bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan. Gerakan tersebut bertujuan membimbing kabupaten/kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah.

Sebuah kota dapat dikatakan Smart City jika di dalamnya lengkap dengan infrastruktur dasar, juga memiliki system transportasi yang lebih efisien dan terintergrasi. sehingga meningkatkan mobilitas masyarakat. Konsep itu juga menciptakan kualitas hidup masyarakat yang terus meningkat, rumah dan bangunan yang hemat energi, bangunan ramah lingkungan dan memakai sumber energy terbarukan.

Smart city diharapkan dapat membantu solusi kendala perkotaan dan memberikan manfaat bagi pemerintah dan masyarakat yakni peningkatan kualitas hidup seperti efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya daerah, mengurangi kesenjangan dalam masyarakat, pengurangan kongesti bagi pengguna jalan, transparansi dan partisipasi publik, transportasi publik, transaksi non tunai, manajemen limbah, mengurangi polusi dan emisi gas buang, energi, keamanan, data dan informasi.  (**/han/ono/rus)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X