FKIP Uniba Gelar Seminar Pendidikan

- Jumat, 17 Mei 2019 | 10:41 WIB

BALIKPAPAN--Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Balikpapan (Uniba) menggelar seminar pendidikan pada Kamis (16/5) bertempat di auditorium kampus ini. Tampil sebagai pembicara Prof Dr H Dedi Mulyasana MPd, Guru Besar Manajemen Pendidikan dan Wadir II Pascasarjana  Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung.

Acara yang diikuti para mahasiswa FKIP Uniba dari tiga program studi yaitu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Matematika serta para guru BK dari Penajam Paser Utara mengambil tema pendidikan dan  upaya menjaga nilai akhlak di era revolusi industri 4.0.

Turut hadir Dekan FKIP Uniba Dr H Sugianto MM, Dr Alipatan serta para dosen FKIP Uniba. Dalam sambutannya Dr Sugianto mengharapkan agar seminar kali ini dapat meningkatkan dan membekali para mahasiswa FKIP Uniba agar nantinya mereka akan mejadi guru yang mampu mendidik para siswa memiliki akhlakul karimah di masa mendatang.

Acara seminar yang dibuka Dr Casmudi, selaku Wakil Rektor 1 Uniba juga mengucapkan terimakasih atas keikutsertaan para mahasiswa dalam kegiatan seminar ini. Apalagi dunia pendidikan yang juga masuk dalam revolusi industri 4.0 perlu didukung kemampuan para calon pendidik yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan era digital saat ini.

Dalam paparannya Prof Dr H Dedi Mulyasana MPd dari Universitas Islam Nusantara Bandung bahwa era revolusi industri 4.0 saat ini berdampak pada beberapa hal dalam dunia pendidikan diantaranya pembelajaran akan bergerak dari kelas ke dunia maya, peran guru dan dosen akan tergantikan oleh teknologi skype, zoom, video conference.

"Sehingga standar sarana dan prasarana, juga rasio guru siswa menjadi kurang relevan. Keberadaan E-library secara perlahan dapat mematikan perpustakaan konvensional, selain itu proses pendidikan akan bergeser dari padat karya ke padat teknologi bisa jadi  pendidik dan tenaga kependidikan terancam kehilangan pekerjaan," jelasnya.  Sehingga lulusan SMK dan prodi ilmu terapan yang menekankan pada penguatan keterampilan teknologi konvensional, menjadi tidak relevan berada di alam digital. 

Untuk itulah diperlukan upaya pendidikan dalam menjaga dan membangun akhlak mulia yaitu  kurikulum, proses pembelajaran dan sistem evaluasi harus merujuk pada tujuan pendidikan nasional yaitu iman, taqwa, akhlak mulia, cerdas, dan sebagainya. "Kurikulum merujuk pada 4 (empat) nilai dasar yaitu iman, ilmu, amal dan ikhlas. Para guru harus mengajar dengan hati, teladan dan logika yang benar," harapnya.

Pembelajaran tidak dititik-beratkan pada pola hapalan, tapi dikembangkan ke  pengembangan kemampuan komprehensif, kontekstual dan holistic, dan strategi pembelajaran menekankan pada penguatan spirit, motivasi, disiplin dan tanggungjawab untuk menjadi yang terbaik.

"Terpenting proses pembelajaran focus pada penyembuhan mental block dari sekedar pembekalan. Seperti sembuhkan kemalasanya dari sekedar memberi wawasan baru," urainya. Profesor Dedi juga memberikan kiat agar sukses di era revolusi industri 4.0 yaitu sukses itu bukan nomor satu, tapi spirit melakukan yang terbaik dalam berbagai hal.

"Sukses itu mudah dan murah, yang mahal adalah membebaskan diri dari kemalasan dan dari pemikiran dan perilaku yang tidak produktif," jelasnya. Dan sukses itu bukan sekedar menjual tenaga, keterampilan dan ilmu semata, tapi menjaminkan mutu, kepuasan, manfaat dan kepercayaan. Sukses itu kebahagiaan yang tidak diikuti kecemasan dan perasaan takut, dunia tidak dapat diraih hanya sebatas keinginan, karena itu janganlah sekedar ingin menjadi orang baik, tapi penuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi orang baik," harapnya. Kegiatan seminar diakhiri dengan sesi tanya jawab dari beberapa peserta dan penyerahan penghargaan kepada Profesor Dedi oleh Dekan FKIP Sugianto, dan dilakukan foto bersama peserta dan dosen. (han)

 

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X