Kunjungan ke DMZ yang Mendebarkan

- Selasa, 21 Mei 2019 | 10:17 WIB

KEMENDIKBUD melalui Dirjen GTK tahun 2019 telah memberangkatkan 1000 guru keberbagai negara tujuan sesuai dengan kompetensinya untuk mengikuti Program Magang 1000 guru. Negara tujuan magang antara lain Cina, Korea Selatan, Perancis, Jepang dan lainnya.

Korea Selatan termasuk negara maju. Negara yang luasnya tidak lebih dari separo pulau Jawa dengan penduduk sekitar 50 juta jiwa mempunyai  pendapatan perkapita US$ 37.900, angka pengangguran rendah, laju pertumbuhan hidup rendah, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pesat, industri dan jasa menjadi sektor perekonomian utama, menghargai waktu dan mempunyai sistem pendidikan yang baik. Lokasinya yang masih satu benua dengan Indonesia (dibandingkan negara maju dibenua lainnya) Korea Selatan sering dijadikan rujukan magang guru terutama bagi peningkatan kompetensi guru pertanian.

Setelah melalui serangkaian seleksi yang ketat penulis berhasil lulus seleksi dan mengikuti program 1000 guru magang di Korea Selatan bersama 12 (dua belas) guru ATPH (Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura) se-Indonesia dan satu-satunya peserta yang lolos dari pulau Kalimantan. Untuk itu penulis yang adalah Eny Setyowati guru ATPH SMK Negeri 2 Tanah Grogot, berkesempatan magang di Korea Selatan selama 21 hari, berikut paparannya.

 Untuk menambah wawasan peserta magang, diadakan  kunjungan keberbagai tempat, baik kesekolah unggulan, pabrik peralatan  pengolah  lahan, Zona demiliterisasi (DMZ) ataupun tempat dan budaya Korea Selatan. Salah satu kunjungan di Gimje Meister High School for Agriculture Sciences yaitu  salah satu SMK Pertanian Unggulan di Korea Selatan, dan diperoleh informasi sebagai berikut :

  1. Informasi tentang visi misi sekolah.
  2. Informasi tentang jumlah jurusan, murid dan jumlah guru.
  3. Sistem pembelajaran di Gimje, praktek 70% dan teori 30% dengan  jumlah efektif 7 jam

per hari. Per minggu 37 jam.

  1. Kompetensi keahlian yang ada di Gimje adalah; Departement of Seed Industry (36

Student/2Class), Departement of Smart Equipment Farming (18 Student/1 Class),

Departement of Food Procesing and Quality Control (36 Student/2 Class)

  1. Kurikulum berbasis industri dan sekolah.
  2. Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan 6 kali per tahun di luar negeri di kelas II dan III

di Negara Belanda dan Jepang, bagi lulusan yang ingin bekerja, sedangkan lulusan yang

     akan lanjut sekolah tidak perlu PKL.

  1. After School Activity Foreign Language Courses ( Jepang dan Inggris)
  2. Kegiatan Ekstra Kurikuler diantaranya : Memasak, Olahraga, Bermain Musik Tradisional
  3. Adanya Penelitian dan Percobaan berbasis kelompok

10. Pelatihan bagi masyarakat

11. Program Kepemimpinan Umum Ke Luar negeri (Jepang, Italia, Belanda)

Sekolah dengan luas hampir 100 Ha hanya mempunyai murid sebanyak 90 siswa dari kelas X, XI dan XII dan seterusnya hanya menerima murid sebanyak itu. Proses masuk melalui seleksi ketat dan tiap siswa memperoleh beasiswa penuh dari pemerintah.

Untuk praktikum siswasekolah  mempunyai green house, screen house  yang dilengkapi fasilitas smart farm, semua dikontrol dengan sistem otomatisasi, sedangkan laboratorium lengkap bahkan tidak ada jurusan pengelasan dan kelistrikan, mere

Pelatihan di LS Mtron

Perusahaan LS Mtron adalah sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang otomotif alat mesin pertanian dengan spesifikasi adalah Traktor, hand traktor dan sejenisnya. Lokasinya terletak di provinsi Jeollabuk-do, para peserta mendapat penjelasan tentang mekanisme kerja mesin Traktor

Halaman:

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X