BALIKPAPAN - Penyerang Ismail Haris tak sabar menanti debutnya bersama Persiba di Liga 2. Kenapa tidak, pertandingan tersebut bakal menghadapi kekuatan PSIM Jogjakarta pada 24 Juni mendatang di Stadion Batakan. Klub yang dibelanya musim lalu. Laga emosional pun bakal dilakukannya. Mengingat musim lalu memberikan andil besar. Total sembilan gol dikemas dengan mengantarkan tim Jogja tersebut keluar dari jurang degradasi. Sebab, memulai kompetisi dengan mendapatkan pengurangan sembilan poin lantaran terkena sanksi FIFA.
Uniknya, tahun lalu pemain berdarah Makassar tersebut menjadi salah satu pahlawan Laskar Mataram-julukan PSIM- yang mencetak satu gol saat bertandang ke markas Persiba. Sekaligus membawa pulang tiga poin setelah menang dengan skor 2-1. Nah, musim ini situasi berbeda. Ismail wajib memberikan kontribusi lebih kepada Beruang Madu. Bila perlu mencetak gol dan memberikan kemenangan perdana.
Kendati demikian, kekuatan PSIM jauh lebih kuat dari sebelumnya. Sederet pemain kelas wahid direkrut. Termasuk dua mantan penggawa timnas yakni Christian Gonzales dan Raphael Maitimo. Hal ini pun diakui Ismail. Menurutnya, musim ini di atas kertas bisa dikatakan lebih bagus dari musim lalu. Para pemain yang direkrut sebagian besar memiliki nama besar. “Tak sabar menanti laga tersebut. PSIM memang lawan bagus tapi insya Allah kami jauh lebih bagus,” jelas Ismail Haris, Kamis (30/5) kemarin.
Tak hanya PSIM, ia menilai melawan klub lain di wilayah timur wajib kerja keras. Meski wilayah timur terbilang berat karena diisi beberapa tim kuat, namun tekad para pemain jauh lebih tinggi untuk merealisasikan target ke Liga 1. “Dijalani step by step saja. Insya Allah optimis, selama teman-teman mau bekerja keras di saat latihan ataupun pertandingan. Modal utama agar bisa berbicara banyak di Liga 2,” ujarnya.
Menatap laga perdana, Ismail pun tetap fokus menjaga kebugaran fisiknya. Libur lebaran yang didapatnya pun kerap dihabiskan dengan melakukan endurance pada sore hari. “Pelatih juga instruksikan untuk jaga kondisi. Karena latihan fisik yang didapat selama di Bali wajib dipertahankan,” katanya. (ham/san)
