Direkomendasikan Banyak Konsumen dan Jadi Andalan Pedagang

- Rabu, 19 Juni 2019 | 11:27 WIB

Tahun ajaran baru masuk sekolah belum juga dimulai, Tetapi sejumlah masyarakat yang hendak mendaftarkan sang buah hati masuk sekolah mulai berburu berbagai kebutuhan. Toko seragam sekolah milik Udin Tinambe di bilangan Pandasari salah satu yang cukup diserbu.

CHANDRA

 

MENYEDIAKAN lima merek sekaligus lengkap dengan atributnya yang membuat gerai usahanya tak pernah sepi pembeli. Baik saat kondisi normal terlebih jelang masuk sekolah. Tak hanya konsumen langsung alias end user, koleksinya juga menjadi andalan sejumlah pedagang di dalam kota.

Selasa (18/6) sore kemarin, Udin Tinambe beserta istri dan seorang pekerjanya tampak sibuk meladeni permintaan. Konsumen berdatangan silih berganti. Seluruh konsumen yang datang, membawa kantong belanjaan hasil transaksi di gerai seragam sekolah miliknya. Tidak ada satu pun konsumen yang pulang dengan tangan kosong.

Usut punya usut, cukup banyak konsumen yang mempercayakan tokonya untuk berbelanja kebutuhan seragam sekolah. Tak hanya seragam tapi berbagai atribut penunjang. Mulai topi, ikat pinggang, kaus kaki, dasi, lambang yang lazimnya disematkan di seragam sekolah, hingga jilbab anak. Tidak terkecuali kaos dalam untuk pelengkap saat mengenakan seragam sekolah. 

Ani misalnya, warga yang beralamatkan di Sidodari tampak berburu tiga setel seragam untuk putranya yang turut dibawa serta saat berbelanja. Tanpa perlu berlama-lama melakukan tawar menawar. Seragam yang ia beli terdiri dari dua merek berbeda. Dua setelan seragam merek Pelajar , masing-masing dibanderol Rp 110 ribu dan satu setel merek Firdaus, harganya tercatat jauh lebih tinggi yakni Rp 240 ribu. "Direkomendasikan keluarga untuk belanja di sini," celetuknya di sela-sela kegiatannya berbelanja. Tak hanya seragam, berbagai kebutuhan lainnya turut diburu. Meliputi empat pasang kaus kaki dan setengah lusin kaos dalam anak.

Pembeli lainnya yakni Eni, warga Kebun Sayur yang juga turut membawa putri tercintanya. Dia  tampak lihai berburu koleksi seragam sekolah yang disediakan Udin. "Tiap tahun saya beli seragam sekolah di sini," celetuknya. 

Rita, warga yang beralamatkan di Jalan 21 Januari juga terlihat membawa pulang sejumlah seragam yang baru saja dibeli usai melakukan tawar menawar setelah lebih dulu mencoba berbagai ukuran yang ditawarkan kepada sang buah hati. Itu belum termasuk tiga konsumen lainnya yang juga berbelanja di waktu yang sama.

Ihwal kepercayaan konsumen yang konon cukup tinggi tersebut, Udin sapaan akrabnya tak mau jemawa. "Kalau soal banyak yang rekomendasikan saya enggak tahu ya. Bisa ditanyakan langsung ke pembeli, harga yang kami tawarkan juga sama dengan yang lainnya," celetuknya.

Namun ia menduga, koleksi yang cukup komplet yang membuat usahanya ramai dikunjungi pembeli setiap saat. Bahkan di luar momentum tahun ajaran baru sekalipun.

Disebutkan, untuk seragam sekolah, ada lima merek yang ditawarkan. Mulai merek Pelajar, Lumayan, Prima, Anzaz hingga yang terkenal dengan kualitas terbaik dan berharga mahal yakni merek Firdaus. "Ada juga yang tanya merek lain tapi kami tidak jual. Yang kami sediakan yang paling banyak dicari," ungkap pria yang fokus menjalankan bisnis seragam sekolah sejak delapan tahun lalu.

Tak hanya seragam sekolah, adanya seragam bagi guru dan ASN menjadi rahasia dibalik kesuksesannya meraup banyak pembeli. "Bahkan atribut seperti bendera juga ada apalagi saat Agustusan. Jadi semua kebutuhan sekolah ada," celetuknya diamini sang istri yang turut menemaninya menjalankan usaha.

Menurutnya, tak mudah menggaet banyak pembeli seperti yang diperoleh saat ini. Khususnya untuk usaha seragam sekolah. "Awalnya juga susah payah," akunya. Apalagi modal yang dibutuhkan konon cukup besar. "Karena persiapan 11 bulan dimulai sejak masuk sekolah tapi jualannya hanya satu bulan yakni hanya saat tahun ajaran baru aja. Makanya (dana) pengendap," paparnya ramah.

Lantarannya koleksinya selalu tersedia setiap waktu alias tidak musiman, ia pun menjadi andalan sejumlah pedagang di dalam kota. "Kami pasok untuk beberapa pedagang seperti di Sepinggan dan lainnya," aku pria yang memulai usahanya dengan berjualan aneka pakaian sejak belasan tahun lalu.

Dia melanjutkan, untuk seragam SD ukuran kecil dari merek Pelajar dibanderol Rp 110 ribu. Sedangkan dari merek Lumayan dan Anzaz sama-sama dipatok Rp 140 ribu. Merek Prima tercatat lebih mahal Rp 10 ribu yakni Rp 140 ribu untuk tiap setel seragam SD juga ukuran kecil. Tertinggi harga merek Firdauz yakni Rp 240 ribu untuk setelan seragam SD juga ukuran kecil. "Merek Firdauz baru dua tahun kami jual. Mahal tapi banyak konsumen yang kembali datang kembali membeli merek itu," imbuh sang istri. Terbuat dari bahan cukup dingin dan tidak mudah kusut yang membuat seragam dengan merek tersebut dibandrol dengan harga lebih tinggi. "Habis dicuci enggak perlu di setrika lagi bisa langsung dipakai," ujarnya sang istri kembali seraya melempar senyum.

Adapun seragam SMP dan SMA dijual lebih mahal dari seragam SD. Tergantung merek dan ukuran. Udin kembali melanjutkan, pasca lebaran merupakan momentum yang kerap mengerek permintaan seragam sekolah. "Tapi karena ini masih masa ujian jadi belum ramai. Tapi puncaknya saat liburan sampai masuk sekolah nanti," pungkasnya. (dra/rus)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X