Bakal Raup Untung Tahun Ajaran Baru

- Rabu, 19 Juni 2019 | 11:31 WIB

BALIKPAPAN - Selain Ramadan, tahun ajaran baru masuk sekolah merupakan momentum emas berikutnya bagi para pedagang dalam meraup untung. Utamanya pedagang seragam sekolah.

Pasalnya, jelang masuk sekolah permintaan seragam naik tajam. Meski momentum yang juga sarat berkah tersebut berlangsung Juli mendatang. Namun persiapan telah ditempuh.

Alvi, pedagang seragam di Toko Hairul Klandasan misalnya. Dia mengaku telah menyiapkan stok seragam sekolah sejak Ramadan lalu.

"Persiapan harus jauh hari kalau terlambat, tidak kebagian," jelasnya dijumpai di sela aktivitasnya berjualan, Selasa (18/6).

Apalagi, rentang waktu tahun ajaran baru masuk sekolah berdekatan dengan lebaran sehingga terkadang terkendala pemasok yang hendak mudik.

Menyiapkan pasokan harus sejak dini. Ia mengaku tak sedikit permintaan yang mengalir. "Ramadan ada aja yang beli seragam tapi memang belum banyak," jabarnya.

Namun berdasarkan tren setiap tahunnya, tingkat permintaan akan menjulang saat musim libur tiba hingga periode masuk sekolah dimulai.  "Ramainya kemungkinan akhir Juni sampai masuk sekolah," urainya.

Disebutkan, harga seragam sekolah dibanderol dengan harga bervarian tergantung tingkatan sekolah, ukuran dan merek.

Untuk setelah seragam SD ukuran kecil, termurah dipatok Rp 140 ribu. Sedangkan setelan berukuran besar Rp 180 ribu. Khusus untuk seragam pramuka dijual lebih mahal. Harga yang dibanderolnya lebih mahal dari tahun lalu. "Tiap tahun ada kenaikan," celetuknya.

Sementara setelan seragam SMP maupun SMA ukuran kecil dijual mulai Rp 180 ribu dan Rp 195 ribu untuk ukuran lebih besar.

Lebih lanjut dia menerangkan, seragam SMP dan SMA dipasok dalam jumlah lebih banyak. Karena dia menganggap, populasi siswa dan pelajar jauh lebih banyak sehingga volume permintaan mendominasi dibanding seragam SD. Sedangkan berdasarkan tren pembelian, tiap konsumen berburu sedikitnya dua setel.

"Apalagi bagi anak yang benar-benar baru masuk sekolah otomatis beli setelan seragam putih dan pramuka," sahutnya. Untuk memperkaya pilihan belanja konsumennya, Alvin menyediakan tiga merek.

"Paling mahal merek prima. Lebih mahal Rp 20 ribu tiap seragam dari merek lainnya," pungkasnya.

Setali tiga uang, Irfan dari Toko Seragam Mulia masih di kawasan yang sama yakni Klandasan juga mengaku menyediakan koleksi seragam sekolah sejak Ramadan. Hanya saja, belum banyak transaksi yang dicetak saat itu. "Pembelian belum ada karena Ramadan kemarin masyarakat fokus untuk kebutuhan lebaran. Tapi stok sudah siap," paparnya, kemarin.

Akhir Juni hingga masuk sekolah mendatang dipastikan sebagai periode puncak permintaan.

Dikatakan Irfan, seragam sekolah yang dijual tahun ini lebih mahal dibanding periode yang sama tahun lalu. Akan tetapi, lanjut dia memastikan, volume kenaikannya tidak terlampau besar.

"Hanya naik Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu dari tahun lalu dan tiap ukuran harganya beda Rp 3 ribu hingga Rp 5 ribu," rincinya.

Disebutkan, setelan seragam SD dijual mulai Rp 125 ribu untuk ukuran kecil dan Rp 130 ribu untuk ukuran besar. Sedangkan setelan seragam SMP dan SMA, ukuran kecil dijual Rp 150 ribu dan Rp 160 ribu untuk ukuran besar.

Sementara berdasarkan permintaan, seragam SD dan SMP yang terlaris. Dominasi tersebut merupakan permintaan yang berasal dari anak baru masuk sekolah. "Kalau anak yang sudah sekolah, biasanya yang naik kelas 3 dan 4 yang membeli seragam baru, untuk tingkat SMP, anak yang naik kelas 3. Nanti saat masuk SMA, tinggal beli bawahan karena seragam putihnya masih awet," tuturnya memberi pandangan.

Senada dengannya, Ida dari Toko Maya Fashion di Plaza Kebun Sayur mengatakan koleksi seragam sekolah yang ia jual, hadir sejak Ramadan lalu. "Persiapannya sejak jauh hari bersamaan dengan stok baju lebaran," gebunya.

Selama periode itu, Ida pun membukukan beberapa permintaan. "Satu dua setelan ada aja setiap harinya saat Ramadan kemarin tapi memang belum banyak karena konsumen fokus kebutuhan lebaran. Untuk seragam, biasanya (akan diburu) saat liburan sampai masuk sekolah," paparnya tenang.

Berbeda dengan dua tahun lalu, lanjut Ida mengenang. Sebab saat itu, momentum tahun ajaran baru masuk sekolah terjadi tepat setelah libur lebaran berakhir. "Jadi saat itu, konsumen belanjanya sekaligus, baju lebaran dan seragam sekolah. Kami juga persiapannya kebut-kebutan," ulasnya memutar ingatan.

Secara akurasi dia menyebut, seragam sekolah ukuran kecil kerap merajai penjualan. Ia pun mengaku kuwalahan dibuatnya. "Ukuran kecil lebih cepat habis, kadang kesulitan untuk menambah stok," urainya bersemangat. Agar permintaan konsumennya tetap terakomodir, tak jarang ia memasok seragam sekolah dari pedagang lainnya.

Tercatat, setelan seragam SD dijual mulai Rp 130 ribu. Itu untuk setelan seragam putra sedangkan seragam SD putri lebih mahal Rp 10 ribu. Jumlah itu naik Rp 5 ribu dari tahun lalu. Adapun setelan seragam SMP dan SMA dijual Rp 150 ribu hingga Rp 160 ribu. Juga naik Rp 5 ribu dari periode yang sama tahun lalu. "Harga tergantung merek dan ukuran. Ukuran lebih besar harganya pun lebih mahal," imbuhnya.

Ari dari Toko Putri Alifa di Rapak Plaza yang turut menyediakan koleksi seragam sekolah membenarkan tren permintaan lebih banyak dibukukan saat liburan dimulai hingga periode masuk sekolah dimulai. Meski begitu, persiapan sudah dilakukan sejak dini. "Karena stok tersedia sejak Ramadan otomatis pembeli melirik tapi tidak sebanyak saat liburan sekolah nanti," jelasnya.

Kendati harga yang dibandrol lebih mahal dari tahun lalu, ia yakin volume pembelian tidak tergerus. "Karena seragam sekolah juga kebutuhan. Kenaikannya juga enggak banyak kok," tegasnya. Ari menyebut, setelan seragam SD dijual mulai Rp 120 ribu hingga Rp 130 ribu. Khusus untuk seragam SMP dan SMA terpaut Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu. Yakni dijual Rp 150 ribu hingga Rp 160 ribu. Seragam SD mendominasi permintaannya setiap tahunnya. (dra/rus)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Harga Bahan Pokok di Balangan Stabil

Rabu, 24 April 2024 | 15:50 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB
X