Konsumsi Suplemen Pembentuk Otot Tak Masalah

- Kamis, 20 Juni 2019 | 10:38 WIB

Tubuh berotot merupakan idaman setiap lelaki. Berbagai cara pun dilakukan agar terlihat macho, mulai dari fitness hingga mengonsumsi suplemen.

ESA FATMAWATI

 

AKTOR sekaligus penyanyi dangdut, Agung Hercules (AH) yang dulu selalu tampil bugar dengan badan berotot, kini hanya bisa terbaring lemah. Dia disebut-sebut menderita kanker otak. Hal ini lantaran dirinya sering mengonsumsi suplemen otot.

Dokter Pembimbing Kesehatan Kerja dan Olahraga Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, Halidina Marchamah mengatakan, suplemen biasanya mengandung protein dan asam amino. Suplemen ini merupakan makanan tambahan. Padahal, kandungan suplemen sebenarnya bisa ditemui dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

“Karena olahraga fitness ‘kan intensitasnya tinggi, jika hanya mengandalkan makanan biasa masih kurang. Tapi ‘kan sifatnya (suplemen) seperti obat, ada efek positif dan negatif. Tidak semua bisa dipatok sama reaksinya. Ada yang cepat atau lambat, bergantung respons tubuh,” terang Halidina.

Yang terpenting, suplemen yang dikonsumsi resmi dikeluarkan pabrik obat. Meski demikian, tetap saja suplemen ada pengawet dan pewarnanya. “Apalagi yang tidak memiliki sertifikat dari BPOM, biasa kadarnya di luar kadar normal. Misal, jika biasa batas maksimal 10 persen, suplemen ini sampai 30 persen demi memberi efek lebih cepat,” jelasnya. 

Obat ini dikenal dengan istilah kortikosteroid atau masyarakat awam lebih mengenalnya dengan steroid. Suplemen dengan kandungan berlebih ini masih saja dikonsumsi. Ini karena masih kurangnya kepedulian masyarakat. Mereka hanya berpikir hasil yang cepat.

Efek samping steroid, antara lain, otot lebih cepat terbentuk. Pembuluh darah juga cenderung timbul. “Kata orang awam uratnya timbul. Ini terjadi karena kerjanya obat tersebut bersifat dilatasi atau memperlebar pembuluh darah. Tapi kalau berlebihan efek samping akan lebih banyak,” bebernya. Efek sampingnya, di antaranya, osteoporosis atau pengeroposan tulang, hipertensi, diabetes, hingga kanker.

Suplemen, lanjutnya, memang mempercepat proses pembentukan otot tubuh. Namun, otot juga bisa dibentuk melalui olahraga dan makan makanan sehat dengan teratur. “Hanya saja kalau mau cepat suplemen memang dibutuhkan. Tapi isi dan dosisnya harus jelas. Kalau tanpa suplemen, yang dibutuhkan adalah makanan yang tinggi protein dan asam amino,” ujarnya. Kandungan protein tinggi ini terdapat pada susu, telur, keju, atau kacang hijau. Sementara untuk asam amino tinggi pada sayur-mayur dan buah-buahan.

Penggunaan steroid dalam pertandingan ada batas maksimalnya. Banyak dari para pencinta fitness yang meminta suntik steroid demi mempercepat pembentukan otot. Padahal saat pertandingan besar, kadar steroid diperiksa. Jika berlebihan maka bisa didiskualifikasi.

“Saya sarankan kepada masyarakat yang ingin membentuk tubuh, lakukanlah olahraga teratur. Sehingga pembentukan otot tersebut berasal dari hasil tubuh sendiri, jika menggunakan suplemen harus dipertimbangkan seberapa intensitas olahraga yang dibutuhkan,” sebutnya.

Selain itu, jika olahraga yang dilakukan bersifat ringan maka suplemen tidak dapat diserap tubuh secara maksimal. “Yang penting melaksanakan olahraga harus stabil. Jangan bulan ini rajin, kemudian bulan berikutnya malas-malasan,” tandasnya. (vie/k1)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Camat Samboja Barat Tepis Isu Dugaan Pungli PTSL

Kamis, 25 April 2024 | 18:44 WIB

Sembilan Ribu Anak di PPU Diberi Seragam Gratis

Kamis, 25 April 2024 | 18:00 WIB

Pemkot Balikpapan Didesak Fasilitasi Pom Mini

Kamis, 25 April 2024 | 10:00 WIB

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB
X