Waduk Telaga Sari Tak Terawat

- Kamis, 20 Juni 2019 | 10:42 WIB

BALIKPAPAN-Waduk Telaga Sari di Kelurahan Telaga Sari, Kecamatan Balikpapan Kota, kondisinya memprihatinkan. Pembangunan waduk yang menelan anggaran tak sedikit ini dipenuhi ilalang dan sedimen.

Warga Telaga Sari, Suroso mengaku, Waduk Telaga Sari sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi objek wisata. “Coba lihat kalau sore, banyak warga yang mancing di sekitar waduk. Kalau ini dikembangkan bisa jadi lokasi hiburan alternatif bagi warga Balikpapan,” ujar Suroso kepada Balikpapan Pos, Rabu (19/6).

Selain menjadi lokasi memancing, ia menuturkan, Waduk Telaga Sari juga bisa menjadi pilihan untuk menghabiskan waktu senggang bersama keluarga. “Setahu saya dulu waduk ini mau dikembangkan jadi lokasi wisata, tapi sampai saat ini tidak terdengar kabarnya. Pemkot ‘kan paling suka bikin wacana-wacana,” aku Suroso.

Hal senada disampaikan Taufik Hidayat, warga Gunung Sari Ilir. Kondisi waduk semakin dangkal akibat dipenuhi sedimen dan ilalang. “Harusnya pemkot segera melakukan pembersihan sedimen. Soalnya kalau tidak terawat, dikhawatirkan jebol lagi dan memakan korban,” terang Taufik.

Sementara Kepala UPT Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Balikpapan, Misransyah membantah jika Waduk Telaga Sari tidak dirawat. “Itu ada petugasnya, Mas. Kalau ada sampah di dalam waduk, petugasnya yang membersihkan dengan rakit. Petugas ini juga bertugas mengawasi pintu air yang ada di waduk, kapan waktunya dibuka dan kapan waktunya untuk ditutup,” jelas Misransyah.

Meski demikian, Misransyah mengaku bahwa UPT DPU memang belum bisa maksimal dalam mengeruk sedimen tanah, karena keterbatasan alat berat dan akses. “Jadi untuk pembersihan sedimen tanah masih dilakukan manual oleh petugas, dengan cara dicangkul,” akunya.

Pembersihan sedimen bisa saja dilakukan menggunakan ekskavator. Hanya saja kondisi air dalam waduk harus dikosongkan, sehingga alat berat bisa turun ke dalam waduk. Namun juga harus disesuaikan dengan kondisi cuaca di Balikpapan. Lebih bagus dilakukan saat curah hujan sedikit.

“Kalau ingin pakai alat berat, mau tidak mau, air dalam waduk harus dibuang semuanya. Nah, ini yang kita khawatirkan. Jangan sampai jika pintu air waduk dibuka malah daerah di bawah waduk, seperti wilayah Gunung Sari, yang kebanjiran,” terangnya.

Menurut Misransyah, sedimen Waduk Telaga Sari terakhir kali dibersihkan pada tahun 2015 lalu. “Saat itu air dalam waduk memang kita buang habis, cuaca di Balikpapan juga mendukung karena jarang hujan,” tuturnya.

Sementara terkait Waduk Telaga Sari yang dijadikan tempat memancing, Misransyah mengaku, sebenarnya hal itu dilarang. Bahkan, petugas sudah berulang kali memasang plang imbauan untuk tidak memancing di sekitar waduk, tetapi tidak diindahkan.

“Akses menuju ke waduk ‘kan bisa dari mana saja. Seperti lewat perpustakaan daerah, jadi warga bisa begitu mudah memancing di waduk,” aku Misransyah.

Larangan memancing ini bukan tanpa sebab. Pasalnya, waduk belum dilengkapi pagar keliling sehingga dikhawatirkan warga bisa tercebur. “Lain halnya kalau sudah ada pagar pengamannya, bisa saja waduk ini menjadi lokasi wisata di Balikpapan dan menjadi tempat warga untuk memancing,” pungkas Misransyah.

Untuk diketahui, pembangunan Waduk Telaga Sari menyedot anggaran yang tidak sedikit. Pada tahun 2007, pemkot menggelontorkan Rp 19,5 miliar. Sedangkan pada tahun 2009 sebesar Rp 4,3 miliar. Sehingga, total anggaran yang telah tersedot untuk waduk yang jebol pada tahun 2008 lalu itu mencapai Rp 23,8 miliar. (dan/vie/k1)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X