TANA PASER – Sekretaris DPD Partai Golkar Kaltim H Abdul Kadir menegaskan pada perhelatan pemilihan kepala daerah dan wakilnya tahun 2020 Golkar Kaltim menargetkan seluruhnya menang. Menurutnya memilih kader terbaik Partai Golkar dari daerah merupakan upaya untuk meraih kemenangan tersebut.
“Kami targetkan seluruhnya menang tidak ada yang kalah di 10 kabupaten/kota di Kaltim yang akan melaksanakan Pilkada. DPD Golkar Paser merupakan DPD tingkat kabupaten di Kaltim yang pertama memutuskan dan menetapkan calon bupati yang akan diusung pada pilkada serentak 2020 mendatang” kata Abdul Kadir kepada wartawan usai mengikuti Rapat Pleno DPD Partai Golkar yang diperluas, Minggu (16/6) lalu.
Dalam rapat pleno yang diperluas, yang dilaksanakan oleh DPD Golkar Paser, sambungnya sudah disepakati bersama untuk mengusung dan merekomendasikan H. Kaharuddin maju sebagai calon bupati Paser pada Pilkada 2020.
Rekomendasi yang sudah dikeluarkan akan dibawa ke forum rapat Tim Pilkada Pusat untuk diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar.
“Kewajiban daerah merekomendasikan calon, kemudian dibahas di tingkat pusat untuk diputuskan, saya kira semua parpol mekanismenya demikian. Selain itu undang-undang mensyaratkan harus ada keputusan DPP untuk mengusung pasangan calon, maka keputusan DPP yang akan dijadikan panduan,”ungkapnya.
Ditanya apakah apa yang diusulkan DPD kabupaten/kota pasti akan disetujui DPP, Sekretaris DPD Golkar Kaltim itu mengungkapkan rekomendasi yang dikeluarkan DPD Golkar tingkat Kabupaten Paser nanti akan dibahas secara khusus oleh tim Pilkada Pusat, dan pengurus Golkar Kaltim yang ada didaerah akan mempertahankan apa yang sudah direkomendasikan dengan membeberkan sejumlah analisa dan argumen yang kuat.
“Karena DPD Golkar Kabupaten/kota yang lebih tahu kondisi daerah, dan ini akan dibahas ditingkat pusat,” tandasnya.
Disinggung, apakah Golkar akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan kadernya jadi calon bupati bukan wakil Bupati, Kadir mengungkapkan, pihaknya memperhatikan dinamika politik yang ada didaerah, karena daerah satu dengan daerah lain kondisinya berbeda.
“Masih berproses, tentu akan dilihat dari dinamika politik didaerah itu sendiri, bisa jadi di daerah ada kader yang tidak siap golkar bisa mengusung calon dari kader lain muncul,” pungkas Abdul Kadir. (ian/rus)
