Terkait Penyebab Tewasnya Fera yang Diduga Bunuh Diri, Keluarga Bantah Soal Asmara

- Jumat, 28 Juni 2019 | 10:25 WIB

BALIKPAPAN- Misteri tewasnya anak pemilik Hotel Grand Tiga Mustika, Ferawati Ulrica Wijaya (28) terus diselidiki oleh pihak kepolisian. Sebab sampai saat ini belum bisa disimpulkan apakah korban tewas karena terpeleset jatuh ataukah melompat bunuh diri.

Dalam penyelidikan timbul isu yang beredar bahwa korban tewas mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari atas gedung lantaran hubungan asmara yang tidak disetujui orangtua. Hal ini terus beredar dan menjadi kemungkinan kuat motif tewasnya korban.

Namun setelah ditelusuri dan polisi kembali melakukan interogasi kepada pihak saksi dan keluarga korban, rupanya hal ini dibantah. Menurut keluarga korban, masalah asmara bukanlah menjadi faktor penyebab tewasnya Fera.

"Keluarga memberikan keterangan bahwasannya tidak ada isu itu. Tidak ada cerita kisah asmara anaknya tidak direstui pihak keluarga," kata Kasat Reskrim Polres, AKP Makhfud Hidayat menceritakan penjelasan pihak keluarga Fera.

Namun menurut Makhfud, dugaan kuat memang adalah bunuh diri, hanya saja hal ini masih butuh bukti dan penyelidikan lebih lanjut. Tak hanya itu, Makhfud mengatakan ada pula kemungkinan bahwa korban dibunuh.

"Segala kemungkinan pasti ada, makanya masih kami selidiki. Sebab untuk membuktikan itu harus ada bukti yang kuat," ujarnya.

Sebelumnya spekulasi penyebab tewasnya Fera bermunculan. Di mana dugaan awal ialah korban terpeleset jatuh saat bersih-bersih Vihara. Namun, setelah petugas mendatangi lokasi kejadian yakni di lantai 8 hotel GTM, terdapat dinding pembatas setinggi kurang lebih 1,5 meter, serta jarak jatuhnya korban dari hotel ke bangunan rusak tersebut sangat tidak memungkinkan bila korban terjatuh. Terlebih posisi ditemukannya korban tersangkut dengan kaki kanan dan kiri terjepit di antara dinding atas bangunan. Sehingga dugaan kuat ialah korban melompat bunuh diri. Hanya saja hal ini masih perlu didalami oleh petugas.

"Ya memang kemungkinan pasti ada, saat kami cek di atas itu ada dinding pembatasnya. Dan ada juga sandal korban yang tertinggal," beber Makhfud.

Polisi terkendala dalam melakukan penyelidikan yakni kondisi TKP yang rusak karena petugas hotel berinisiatif mengevakuasi korban sebelum dilakukan olah TKP oleh kepolisian.

"Ya itu sih masalahnya, kami ke sana kondisi TKP sudah bukan kondisi realnya. Sudah dipindah-pindah, jadi sulit bagi kami untuk olah TKP. Ya kami jadinya olah TKP yang sisa-sisa di situ aja," pungkasnya. (yad/cal)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB

Pengedar Sabu di IKN Diringkus Polisi

Rabu, 24 April 2024 | 06:52 WIB

Raup Rp 40 Juta Usai Jadi Admin Gadungan

Selasa, 23 April 2024 | 09:50 WIB

Masih Abaikan Parkir, Curanmor Masih Menghantui

Selasa, 23 April 2024 | 08:00 WIB
X