BALIKPAPAN - Seragam sekolah mendominasi permintaan perlengkapan masuk sekolah edisi tahun ajaran baru dibanding atribut seperti topi, dasi, ikat pinggang dan lainnya.
"Karena umumnya topi, dasi dan lain-lainnya disediakan di sekolah. Sehingga masyarakat membeli yang tidak tersedia di sekolah," kata Irfan pedagang seragam sekolah di Klandasan dijumpai Balikpapan Pos, Jumat (28/6).
Hal itu terkait dengan identitas sekolah yang umumnya tercantum ditiap atribut.
Disebutkan, seragam yang kerap diburu meliputi setelan putih dan merah, setelan putih dan biru, juga setelan putih dan abu-abu. Tidak ketinggalan setelan pramuka. "Kalau setelan lengkap umumnya dibeli anak-anak yang baru masuk sekolah. Biasanya tiga setelan sekaligus sedangkan yang naik kelas hanya membeli sesuai kebutuhan," sambungnya.
Lebih lanjut dia menerangkan, selain setelan seragam utama, tidak sedikit juga yang membeli bawahan berwarna putih. Hal itu untuk menunjang penggunaan seragam batik. "Seragam batik kan otomatis disediakan sekolah. Maka hanya bawahannya yang beli di luar," ungkapnya.
Hingga kemarin, lanjut dia menerangkan, volume permintaan mulai meningkat. "Kebetulan sudah masuk libur, kalau lebaran kemarin masih sepi. Tapi awal bulan jauh lebih ramai, terutama seminggu terakhir sebelum masuk sekolah," gebunya. Tercatat, penjualan seragam mencapai lima hingga 10 setel per hari dari sebelumnya sepi.
Setali tiga uang, Udin pemilik kios seragam sekolah di kawasan Pandansari mengatakan, musim libur sekolah yang telah tiba secara otomatis mengerek permintaan.
Terbanyak permintaan berasal dari anak yang baru masuk sekolah. Baik tingkat SD, SMP dan SMA. "(untuk yang baru masuk sekolah) Tiap anak beli tiga setel. Dua setelan putih dan satu setelan pramuka," ungkapnya.
Periode liburan sampai masuk sekolah nanti dipastikan sebagai puncak penjualan. Mengantisipasi lonjakan permintaan, ia pun telah menyiapkan koleksi seragamnya sebelum Ramadan lalu. (dra/rus)
