Diimpor Langsung dari Arab Saudi

- Senin, 8 Juli 2019 | 10:48 WIB

BALIKPAPAN - Tidak saja urusan menunaikan ibadah haji yang difasilitasi. Salah satunya lewat Arrum Haji yakni produk pembiayaan dari PT Pegadaian (Persero) yang memberi kemudahan nasabah untuk mendapatkan porsi atau nomor kursi. Ada juga kemudahan memperoleh oleh-oleh khas tanah suci. Tak perlu repot membawa jauh-jauh dari Arab Saudi, tapi cukup membeli di kota asal. Berbagai buah tangan dengan mudah ditemukan. Harganya pun kompetitif.

Adalah H Fuad, pedagang oleh-oleh khas jamaah haji dan umrah yang akan menjawab kebutuhan tersebut. Dijumpai di sela aktivitasnya berjualan di Pasar Inpres Kebun Sayur, Fuad mengatakan ragam kebutuhan disediakan meliputi makanan, minuman hingga aneka perlengkapan dan perabotan. "Semuanya diimpor langsung dari Arab Saudi," ucapnya, Minggu (7/7).

Adapun oleh-oleh yang disediakan di antaranya kurma. Tak tanggung-tanggung ada lima jenis kurma yang dia tawarkan. Mulai kurma seharga Rp 25 ribu per kg hingga kurma Azwa atau yang dikenal juga dengan kurma Rasul, harganya menyentuh Rp 500 ribu per kg. "Tapi yang paling favorit kurma Lulu, harganya 70 ribu per kilogram," jelas Fuad yang juga menyediakan aneka perlengkapan ibadah haji.

Oleh-oleh lainnya yakni aneka kacang seperti kacang ketawa, kacang Arab dan kacang almond. Ada juga aneka cokelat terdiri cokelat berbentuk balok seharga Rp 150 ribu per kg dan cokelat berbentuk kerikil yang dijual Rp 200 ribu per kg. Tersedia juga aneka kismis. Meliputi kismis asam manis harganya Rp 90 ribu per kg dan kismis manis seharga Rp 125 ribu per kg.

Tidak ketinggalan air zamzam. Ukuran 1 liter seharga Rp 125 ribu, ukuran 5 liter seharga Rp 600 ribu hingga ukuran 10 liter yang dijual Rp 1 juta. "Ukuran 5 liter paling banyak peminatnya. Biasanya untuk tambahan karena tiap jamaah dapat jatah 5 liter," sahutnya bersemangat.

Bagi jamaah yang gemar mengoleksi aneka perabotan, Fuad juga menawarkan sejumlah koleksi menarik. "Tahun lalu teko paling laris, orang menyebutnya teko aladin. Biasanya dijadikan wadah air zam zam untuk hidangan kepada para tamu," pukaunya masih terdengar bersemangat. Untuk koleksi produk tersebut ia jual mulai Rp 150 ribu tergantung ukuran.

Dia menjelaskan, setiap umat muslim yang melaksanakan ibadah haji tentu berkeinginan membawa oleh-oleh. Namun, batasan bagasi maksimal 20 kg membuat banyak jamaah menjatuhkan pilihan untuk membeli oleh-oleh di tanah air.

"Yang memang tidak tersedia di sini, barulah belanja di sana begitu pun sebaliknya. Karena kalau kelebihan bagasi dikenakan biaya, kalau tidak bayar, barang akan ditinggal," ungkapnya berpendapat.

Tidak saja memudahkan jamaah, aneka oleh-oleh khas Mekkah yang bisa didapat di tanah air kian membuat pelaksanaan ibadah menjadi lebih khusyuk.

Umumnya, lanjut dia menerangkan, keluarga para jamaah yang akan melakukan perburuan oleh-oleh. "Kebanyakan keluarga yang menyiapkan. Sehingga setibanya dari ibadah haji, oleh-oleh sudah tersedia siap untuk disuguhkan," paparnya ramah.

Hingga kemarin, sebut dia, permintaan oleh-oleh edisi musim haji tahun 2019 masih normal. "Kloter dari Balikpapan saja belum masuk. Biasanya, permintaan akan ramai menjelang kepulangan haji," jawabnya.

Kendati demikian, penambahan stok sudah dilakukan sejak Ramadan lalu. "Karena kalau telat, enggak bakal kebagian. Beberapa tahun lalu saya pernah kehabisan kurma, mau order lagi sudah enggak bisa karena sudah masuk musim haji, padahal permintaan sedang banyak-banyaknya," serunya.

Lain halnya dengan perlengkapan ibadah, menurut dia, sejak Ramadan lalu sudah diserbu pembeli. "Kebanyakan calon jamaah menyiapkan dengan dicicil, dibeli satu per satu sejak jauh hari. Kalau dirasa ada yang kurang, barulah dilengkapi jelang keberangkatan," tutur pria yang berdomisili di kawasan Gunung Empat.

Khusus untuk perlengkapan haji, sambung dia, harga yang dibandrol terpantau naik dibanding tahun lalu. "Tapi naiknya tidak banyak. Rata-rata naik Rp 5 ribu," celetuknya tenang.

Rupanya tak hanya musim haji, saat kondisi normal, reli permintaan perlengkapan ibadah dan oleh-oleh juga tercatat naik seiring dengan tingginya volume masyarakat yang menunaikan ibadah umrah.

"Kalau dulu ramainya saat musim haji saja tapi sejak beberapa tahun terakhir, penjualan juga tinggi di bulan-bulan biasa. Tetapi tentu saja penjualan musim haji lebih ramai dibanding (periode) umrah," pungkasnya. (dra/rus)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X