BALIKPAPAN-Pemerintah Kota Balikpapan mengajukan izin untuk mengelola Kebun Raya Balikpapan (KRB) ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Balikpapan, Suryanto.
“Saat ini KRB kewenangan pengelolaannya masih di bagian Kementerian Kehutanan. Namun, kami sudah mengajukan peralihan pengelolaannya ke Pemkot Balikpapan,” ujar Suryanto kepada Balikpapan Pos, kemarin (7/7).
Jika dikelola Pemkot Balikpapan, lanjut Suryanto, maka pengambilan keputusan terkait inovasi di KRB akan lebih mudah. Tidak harus menunggu izin dari pemerintah pusat.
“Kalau kami yang kelola bisa cepat mengambil keputusannya. Seperti tadi, ada MoU dengan PLN dalam pembuatan taman tematik. Ada juga Universitas Airlangga yang ingin meminta izin untuk penelitian, ‘kan itu butuh proses, karena yang kelola dari pusat,” akunya.
Menurut Suryanto, pengelolaan KRB selalu memerlukan inovasi agar jumlah pengunjung terus mengalami peningkatan. “Kami butuh inovasi yang baru setiap harinya agar banyak yang datang. Nah, ini ‘kan butuh kerja sama dengan semua pihak juga,” tuturnya.
“Ya, semoga saja Pak Menteri bisa segera merealisasikan peralihan ini. Jadi kami juga enak mengelolanya,” sambungnya.
Ke depan dirinya berharap, ada semakin banyak perusahaan di Balikpapan yang turut dalam membangun KRB. “Kami terbuka jika mau ada bantu penambahan fasilitas di KRB ini, nanti kami yang siapkan posisi lahannya,” tuturnya.
Apalagi, sejauh ini KRB memiliki lahan yang lebih luas daripada Kebun Raya Bogor. “Setahu saya luas Kebun Raya Bogor sekitar 80 hektare, sementara KRB memiliki luas mencapai 309 hektare,” ucapnya.
Kehadiran KRB ini mampu menjembatani masyarakat pencinta lingkungan, khususnya anak-anak usia dini untuk mengenal keanekaragaman flora yang tumbuh di Kalimantan.
KRB terbuka untuk umum sejak tahun 2008. Tumbuhan yang ditanam di KRB ini mayoritas tumbuhan hijau. “Kami mengklaim sebagai pusatnya konservasi tanaman asal Kalimantan,” pungkasnya. (dan/rus/k1)
