Calon Pemimpin Idealnya Politikus-Profesional

- Kamis, 11 Juli 2019 | 10:40 WIB

BALIKPAPAN– Kota Balikpapan tidak memiliki banyak figur yang berpotensi menjadi kandidat calon wali kota Balikpapan. Sejauh ini baru orang-orang terdekat di ruang lingkup Wali Kota Rizal Effendi yang memiliki potensi untuk maju dan bersaing pada Pilwali Balikpapan 2020 mendatang. 

Rektor Universitas Balikpapan Piatur Pangaribuan menyebutkan, nama Rahmad Mas'ud sebagai kandidat kuat mengisi bursa calon wali kota. Namun selain Rahmad, ada nama Arita Rizal Effendi. Yang menurutnya juga memiliki popularitas selama pemerintahan suaminya, Rizal Effendi. 

"Popularitas memang relevan untuk memperbesar elektabilitas," ujar Piatur Pangaribuan kepada Balikpapan Pos, kemarin (10/7). 

Piatur  mengingatkan, popularitas dan elektabilitas harus didukung oleh kapasitas dan kapabilitas. Namun, dia belum melihat ada tokoh lain dengan kapabilitas yang punya popularitas yang sama besarnya dengan Rahmad ataupun Arita.

“Jadi di luar tokoh ini peta kandidat calon wali kota masih remang-remang,” ucapnya. 

Sebagai kandidat yang kuat, Piatur melihat Rahmad juga perlu strategi. Khususnya dalam memilih wakilnya. Diperlukan sosok yang mampu mengempiskan suara dari calon pesaing. Karena jika memilih calon wakil wali kota yang bisa meningkatkan suara, maka peluang menang telak cenderung kecil.

“Sifatnya yang menggerus suara calon lain. Menarik massa di luar pendukung Rahmad,” akunya.

Selain Rahmad, kata Piatur ada dua nama besar yang bisa menarik banyak massa di antaranya Ketua DPRD Balikpapan Abdulloh dan mantan Kapolda Kaltim Safaruddin. 

“Tapi Rahmad punya peluang lebih besar jika dibandingkan Abdulloh. Karena dia (Rahmad) sebagai ketua Golkar Balikpapan,” ujar Piatur. 

Apalagi menurutnya, tidak ada sinyal Abdulloh untuk maju. Karena sebagai pribadi, partai dan kader, sekretaris Golkar Balikpapan itu sudah menyerahkan nama Rahmad yang disebutnya lebih pantas direkomendasikan.

“Dengan kemungkinan kembali terpilihnya Pak Abdulloh menjadi ketua DPRD Balikpapan, maka fokus Pak Abdulloh lebih ke membenahi dewan. Dan membantu memastikan posisi Golkar ada di legislatif dan eksekutif,” paparnya.

Lalu, ada nama Safaruddin. Dengan posisinya sebagai ketua PDIP Kaltim, Safaruddin disebut sebagai kandidat yang bisa menandingi dominasi Golkar. Akan tetapi, dengan terpilihnya Safaruddin sebagai anggota DPR RI, maka perlu ada celah yang bisa membuat mantan Kapolda Kaltim itu bisa bertarung di pilkada tanpa mengorbankan posisinya sebagai wakil rakyat.

“Pak Safaruddin akan menunggu perubahan aturan. Karena setiap anggota DPR yang mencalonkan diri menjadi kepala daerah, harus mundur dari legislatif,” sebutnya.

Jika memang ada regulasi baru soal pencalonan, seperti hanya cuti, maka peluang Safaruddin untuk maju mencalonkan diri menjadi wali kota, terbuka lebar. Sebab, menurut Piatur,  menjadi kepala di daerah lebih baik daripada menjadi wakil rakyat di pusat. Jabatan wali kota lebih punya kemampuan mengambil kebijakan.

“Tapi apakah mau Pak Safaruddin men-downgrade statusnya. Dan mau menjadi bawahan Gubernur Isran Noor yang pernah bersaing di pilgub lalu,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Golkar PPU Buka Pendaftaran Balon Kepala Daerah

Jumat, 19 April 2024 | 09:45 WIB

Babak Akhir Sengketa Pilpres

Jumat, 19 April 2024 | 08:30 WIB

Bursa Pilbup Bulungan Mulai Ramai

Kamis, 18 April 2024 | 14:35 WIB

Shemmy Didorong Maju Pilkada Bontang

Selasa, 16 April 2024 | 09:18 WIB

MK Diminta Atur Rambu-Rambu Pilpres

Senin, 15 April 2024 | 13:03 WIB
X