Irigasi Belum Menyeluruh

- Kamis, 11 Juli 2019 | 10:45 WIB

BALIKPAPAN– Para petani padi yang berada di Gunung Binjai, Kelurahan Teritip, Balikpapan Timur (Baltim), hingga kini belum bisa melakukan penanaman padi secara bersamaan. Selain itu juga tak bisa menanam tanaman sela, seperti palawija, jagung, maupun kacang. Jadi hanya menanam padi saja. Hal itu dikarenakan, saluran irigasi belum merata atau menyeluruh untuk luas lahan 25 hektare itu. Dengan hanya dapat menanam padi saja, para petani khawatir hamanya tak bisa hilang atau tetap bersarang di lahan.

“Yang kita khawatirkan, kalau padi terus yang kita tanam, hamanya tak bisa kemana-mana. Bisa saja terserang lagi kembali. Ini masalah irigasinya, jadi petani itu istilahnya tak boleh dan tak bisa padi terus. Maunya dua kali tanam, dan sela-selanya sekali palawija,” kata Ketua Kelompok Tani Karya Bina Bersama, Ramadon kepada Balikpapan Pos, kemarin (10/7).

Ramadon melanjutkan, dengan adanya tanaman di sela-sela pasca panen padi, secara langsung dapat menambah penghasilan petani. Bukan hanya berharap pada padi semata. Para petani juga tak berani “berjudi” jika tetap nekat menanam palawija, jagung, atau kacang.

“Kalau irigasi bagus dan tembus hingga ke lahan pertanian bagian bawah, airnya los dan tak ada masalah di lahan, mungkin sudah bisa kami tanam selain padi. Untuk sekarang tak bisa, karena kalau irigasi ke lahan bagian bawah tak jadi, otomatis saat ada hujan, pasti banjir. Akhirnya sia-sia tanaman,” sambungnya.

Masalah irigasi yang menyeluruh ini, para petani harus berbagi waktu. Jika akan menanam benih padi, harus menunggu hingga masa panen usai. Mengingat saluran irigasi yang dibuat belum sepenuhnya mampu memenuhi seluruh lahan secara bersamaan.

“Irigasi baru sebagian pengairannya. Jika sudah ke lahan bagian bawah dekat jalan raya (Jalan Mulwarman, Red.), otomatis petani kita yang di bagian bawah itu, ada tiga kelompok tani, bisa tanam bersamaan,” ucapnya.

Ramadon menjelaskan, tiga kelompok tani yang lahannya berada di bagian bawah, telah beberapa kali tak menanam. Berbeda dengan kelompok taninya, karena sudah dilakukan pengerjaan aliran irigasi, meskipun harus berbagi untuk menanam padi.

“Bagian bawah itu tak bisa tanam, sudah dua periode. Soalnya masalah irigasi. Karena air tak ada, begitu datang bisa banjir. Kalau kering, mereka kekeringan. Beda dengan di sini (lahan kelompok tani) sudah merasakan irigasi, meskipun baru separuh saja. Jadi bisalah diatur,” terangnya.

Ramadon menuturkan, jika para petani menanam secara bersamaan, harus lahan bagian bawah dulu. “Kalau serentak ada yang tak kebagian. Jadi di bawah dulu, kalau kita di sini menggarap duluan. Takutnya, lahan bagian bawah bisa kebanjiran, soalnya belum ada pintu-pintu airnya,” tuturnya.

Diterangkan, dalam tiga tahun belakangan, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Balikpapan melakukan perbaikan. Sedangkan dari informasi yang diterima Ramadon, bahwa untuk 2019 ini tak ada pengerjaan lanjutan irigasi.

“Kami ada rembug petani. Jadi menyampaikan masalahnya. Saya dengar informasi bahwa Dinas PU (Pekerjaan Umum), tak ada sambungan pembuatan irigasi untuk tahun ini. Semoga saja pemerintah atau instansi terkait ada solusi, sehingga bisa menyeluruh merasakannya,” pungkasnya.

Untuk lahan 25 hektare itu, ada lima kelompok tani yaitu, Tunas Harapan Makmur, Daya Taka, Setiawan Kawan I, Setiawan Kawan II, dan Karya Bina Bersama. (wal/cal)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

PKL Tunggu Renovasi Zonasi Lapak Pasar Pandansari

Sabtu, 20 April 2024 | 11:30 WIB

Kapolres PPU dan KPUD Bahas Persiapan Pilkada 2024

Sabtu, 20 April 2024 | 09:46 WIB

Penerimaan Polri Ada Jalur Kompetensi

Jumat, 19 April 2024 | 14:00 WIB

Warga Balikpapan Diimbau Waspada DBD

Jumat, 19 April 2024 | 13:30 WIB

Kubar Mulai Terapkan QR Code pada Pembelian BBM

Jumat, 19 April 2024 | 13:00 WIB

Jatah Perbaikan Jalan Belum Jelas

Jumat, 19 April 2024 | 12:30 WIB
X