Genderang perebutan kursi pimpinan di Balikpapan sudah dimulai. Beberapa tokoh telah menyatakan diri akan bertarung dalam Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Balikpapan yang akan berlangsung pada 2020, tahun depan. Ada berbagai tokoh masyarakat dengan karakter yang berbeda-beda siap bertarung memperebutkan kursi pimpinan tersebut.
AHMAD RIYADI
NAMUN memang masyarakat harus cerdas memilih, sebab calon pemimpin terpilihlah yang akan membawa nasib kota Balikpapan ini ke depannya.
Dari sekarang pun para calon kandidat mulai memperkenalkan diri ke masyarakat secara persuasif. Namun bagaimana dengan karakter pemimpin yang akan datang? Apa yang harus dilakukan oleh para pemimpin tersebut untuk membawa kota Balikpapan lebih baik lagi ke depannya? Berikut wawancara Balikpapan Pos dengan Abdul Rais, Ketua GNPF Balikpapan.
Apa yang harus dilakukan calon pemimpin kota Balikpapan yang akan datang?
Pimpinan itu yang pertama harus amanah buat rakyat Balikpapan. Lalu karena kota ini sudah punya simbol Madinatul Iman, jadi imannya yang harus didahulukan. Kota Beriman, bersih, indah, aman dan nyaman itu semua slogan dari agama. Jadi menjadikan kota ini yang agamais. Jadi untuk majunya kota itu, tidak harus bermaksiat dan Allah SWT sudah menjanjikan kemajuan suatu zaman itu harus dibarengi dengan kemajuan iman seseorang.
Apakah slogan kota Madinatul Iman sudah tercapai? Apa yang harus dilakukan untuk mewujudkannya?
Sebetulnya kan kalau tercapai ya belum, tapi akan sudah menuju ke sana. Memang diupayakan suatu penerapan hukum. Kalau sudah secara nasional melalui hukum undang-undang berarti di daerah melalui suatu perda. Ya tentang masalah melarang hubungan LGBT, nikah sedarah dan barangkali mewajibkan perempuan muslimah untuk memakai jilbab, terus perda merazia anak-anak diluar jam sekolah.
Bagaimana dengan masalah kriminalitas yang cukup tinggi di Balikpapan? Termasuk masalah korupsi.
Masalah kriminalitas narkoba dan korupsi juga menjadi perhatian. Barangkali ada terobosan hukuman yang baru khusus di Balikpapan. Kalau hukuman secara nasional kan sudah diatur, nah di Balikpapan ada hukuman sendiri. Bisa hukuman adat atau hukuman agama. Misalnya dia dicambuk dan disaksikan banyak orang sehingga mempermalukan dan bikin dia agar jera.
Kita tidak melihat masalah HAM, sebab kan tidak menjamin juga suatu negara itu bisa kondusif, yang penting tercipta suatu kenyamanan dan kedamaian bahwa kamu berperilaku kejahatan itu akan disaksikan banyak orang serta ada hukuman yang akan kamu terima.
Tingginya kriminalitas juga disebabkan faktor ekonomi. Apa yang harus dilakukan calon pemimpin terhadap masalah ini?
Sebetulnya terapkan sesuai anjuran agama yaitu sistem perekonomian syariah. Bukan kita nggak menghargai agama lain, hanya kalau menurut saya sudah sangat komplek dalam agama itu diatur.
Banyak hal sebetulnya yang bisa kita lakukan termasuk memberikan kesempatan masyarakat Balikpapan untuk mendapatkan rumah syariah. Jadi terbuka dengan semua umat, tidak hanya untuk muslim saja, tapi umat lain juga. Jadi semuanya bisa merasakan.
Sosok pemimpin seperti apa yang dibutuhkan di Kota Balikpapan?