DP3 Ragukan Kesehatan Hewan Kurban

- Sabtu, 13 Juli 2019 | 10:53 WIB

BALIKPAPAN-Jelang Iduladha yang jatuh pada 11 Agustus nanti, sejumlah pedagang hewan kurban musiman mulai bermunculan di sejumlah kawasan di Kota Beriman. Meskipun sudah mengantongi sertifikat kesehatan hewan dari daerah asal, tetapi Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan tetap harus melakukan pemeriksaan ulang.

Demikian diungkapkan Kepala DP3 Kota Balikpapan, Heria Priani. Seluruh hewan kurban harus diperiksa ulang oleh DP3 dan Dinas Kesehatan Kota (DKK) sebelum diperjualbelikan. Pemeriksaan itu akan digelar dalam waktu dekat.

“Kami tidak serta-merta percaya begitu saja bahwa hewan kurban mereka itu sehat semua. Kami pasti akan melakukan pemeriksaan, termasuk pemeriksaan kelengkapan surat-surat,” ujar Heria Priani.

Selain pemeriksaan kesehatan hewan kurban, DP3 Kota Balikpapan juga akan menggelar sosialisasi. “Sosialisasi dan pemeriksaan kondisi kesehatan hewan kurban tersebut nantinya akan melibatkan beberapa pihak terkait, di antaranya, DKK Balikpapan, Balai POM, dan Satpol PP sebagai pengawas,” jelasnya.

Hewan kurban dari luar daerah, lanjutnya, harus diawasi secara ketat lantaran dikhawatirkan membawa penyakit. “Jika nantinya dalam pemeriksaan terdapat hewan kurban yang terdeteksi memiliki penyakit atau virus berbahaya, maka hewan tersebut akan dipulangkan ke daerah asalnya dan tidak diperbolehkan untuk diperjualbelikan di Kota Balikpapan,” akunya.

Sementara itu, salah seorang pedagang sapi di wilayah Balikpapan Timur, Kasman yang sudah berjualan sapi selama 10 tahun mengatakan, rata-rata bisa menjual 40 ekor saat musim haji.

“Ya, mudah-mudahan saja tahun ini ada peningkatan penjualan,” kata Kasman.

Terkait masalah kesehatan, dirinya mengklaim, kesehatan hewan kurban yang dijualnya sudah dicek di daerah asal, yakni Mamuju, Sulawesi Barat.

“Begitupun kesehatan hewan kurban sudah kita jaga sebaik mungkin, termasuk pemberian makannya,” aku Kasman.

Di sisi lain, Kasman berharap sapi-sapi yang sudah dinyatakan sehat itu bisa laris manis. “Semua dalam kondisi sehat, betul-betul dicek kesehatannya. Semua sertifikatnya lengkap. Harapan saya biar laku. Kesehatan sapi itu wajib. Nggak mungkin kami jual sapi sakit, kasihan untuk kurbannya nanti. Kalau sehat ‘kan enak,” pungkasnya. (dan/vie/k1)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

HIMASJA Soroti Dugaan Pungli PTSL di Samboja

Rabu, 24 April 2024 | 09:37 WIB

Stadion Batakan Segera Dilengkapi Lapangan Latihan

Selasa, 23 April 2024 | 13:22 WIB

BPKAD Proses Hibah Lahan Perum Bumi Sempaja

Selasa, 23 April 2024 | 10:00 WIB

SIC Bersedia Biayai Waterfront City

Selasa, 23 April 2024 | 08:30 WIB

Lima SPBU di Kutai Barat Wajibkan QR Barcode

Senin, 22 April 2024 | 20:00 WIB
X