15 CSAM Belajar Pembuatan Lubang Biopori di HKPTs

- Senin, 22 Juli 2019 | 10:35 WIB

BALIKPAPAN-- Sebanyak 15 sekolah yang tergabung dalam Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri (CSAM) 2019 Kota Balikpapan melakukan pelatihan dan praktek membuat lubang biopori di area Hutan Kota Pendidikan Telagasari (HKPTs) Kecamatan Balikpapan Kota, pada Sabtu (20/7).

Kelima belas sekolah yang turut serta dalam kegiatan MTSN 1, SMP Patra Dharma (PD) 1, SMP KPS, SDN 006 Balsel, SDN 010 Balsel, SDN 005 Balkot, SDN 008 Balkot, SDN 001 Balbar,   SDN 019 Balbar, SD PD 1, SD PD 3, SDN 004 Balut, SDN 001 dan SDN  011 Baltim, serta SMAN 5 Balikpapan.

Kegiatan pelatihan pembuatan lubang biopori bagi CSAM 2019 bekerjasama dengan Yayasan Peduli salah satu pembina HKPTS, berlangsung antusias karena turut terlibat para Duta Lingkungan Hidup 2019.

Dikatakan Warso SPd MM, Kepala SD PD 3 Balikpapan, selaku koordinator CSAM 2019 didampingi Zairita MPd, Koordinator Adiwiyata MTSN 1 Balikpapan, bahwa kegiatan pelatihan membuat lubang biopori dalam bentuk teori dan praktek diajarkan kepada para siswa sekolah CSAM 2019.

"Harapannya agar siswa-siswi yang turut hadir, dapat membuat lubang biopori sendiri di sekolah atau lingkungan rumah mereka. Karena kegunaan lubang biopori selain sebagai lubang resapan air hujan, juga berfungsi sebagai tempat pengomposan alami bagi tanaman sekitarnya," jelas Warso.

Sebelum diajarkan cara membuat lubang biopori, para siswa juga mempresentasikan hasil MOL (mikro organisme lokal) yang berasal dari proses pembusukan dari air cucian beras, buah nenas, tempe, dan lainnya.

Dikatakan Warso, pembuatan MOL sangat mudah, karena bahan mudah didapat seperti limbah dari pasar diantaranya buah yang tidak layak konsumsi, semisal buah mangga, nenas. "Untuk prosesnya, bahan buah-buahan dihancurkan lalu dicampur gula merah, ragi tape, dicampurkan di dalam ember aduk hingga rata, lalu ditutup dan dilakukan fermentasi selama tiga hari. Hasil larutan mol yang sudah jadi lalu disaring, dan siap digunakan untuk keperluan pemupukan tanaman, penyubur tanaman, dan campuran pembuatan kompos," papar Warso.

Sementara itu menurut Antos Padmawidjaja dari Yayasan Peduli menyebutkan tujuan pelatihan membuat lubang biopori agar siswa dapat mengetahui dengan benar dan mempraktekkan di lingkungan masing-masing.

"Perlu juga diperhatikan bahwa lubang biopori haru sejajar dengan permukaan tanah, dan pada pipa harus dibuat lubang-lubang kecil dan tutup yang juga berlubang, agar ada sirkulasi udara sehingga proses pembusukan dapat berlangsung di dalam biopori tersebut," terang Antos.

Antusias para siswa dalam membuat lubang biopori juga dilakukan tiga siswi MTSN 1 Balikpapan yang tergabung dalam green generation MTSN 1 (Madtsansa), yaitu Isyana, Passa dan Sarah.

"Tadi satu lubang yang kami buat tidak bisa dalam, jadinya kami pindah membuat lubang biopori lagi. Karena memang permukaan harus rata dengan tanah, sehingga air hujan dapat masuk dan meresap ke dalam lubang," kata Isyana.

Setiap sekolah usai melakukan pembuatan lubang, mendokumentasikan kegiatan dengan memvideokan slogan Adiwiyata sekolah masing-masing, dan dilanjutkan foto bersama semua peserta. (***han)

 

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB
X