Kerap Dijadikan Hiasan, Sarankan Konsuman Gunakan Uang Mainan

- Jumat, 26 Juli 2019 | 11:06 WIB

BALIKPAPAN-Larangan melipat uang rupiah seperti yang jamak terdapat dalam kreasi mahar pernikahan bukan hal baru bagi Armianti pemilik toko Niki Mahar yang berjualan di Balikpapan Trade Mall.

Menekuni usaha perlengkapan pernikahan sejak 10 tahun lalu, Armianti mengaku ketentuan tersebut tersosialisasi dengan baik. "Uang untuk mahar biasanya menggunakan uang baru (cetak hasil sempurna, Red) dan biasanya nukarnya di BI (Bank Indonesia, Red). Nah saat penukaran, disampaikan ada aturan tersebut," serunya dijumpai di sela aktivitasnya, di tokonya, Kamis (25/7).

Bahkan ia pun mengaku khatam dengan aturan yang dimaksud. Yakni UU No 11 tahun 2011 tentang mata uang. Sejak saat itu, wanita ramah ini pun memutuskan untuk mengerem penggunaan uang kartal rupiah sebagai bahan utama berkreasi. "Ancamannya pidana maksimal 5 tahun atau denda maksimal Rp 1 miliar. Khawatir juga mba," ucapnya seraya melempar tawa. 

Dia menerangkan awalnya, mahar hasil karyanya menggunakan uang kartal rupiah yang kemudian dikreasikan menyerupai berbagai bentuk.

Namun sejak ia mengetahui melipat uang kartal bertentangan dengan aturan, ia pun menyarankan konsumen untuk beralih menggunakan uang mainan. Saran penggunaan uang mainan pun terpampang di tokonya.

"Uang yang dijadikan mahar kan boleh digunakan pihak perempuan jadi kami sarankan uang kartalnya diserahkan tanpa dihias. Nah agar mahar yang dijadikan seseharan tetap terlihat menarik kami sarankan menggunakan uang mainan, apalagi umumnya mahar dijadikan hiasan dan kenang-kenangan, jadi sesuai aja kalau menggunakan uang mainan," jabarnya bersemangat.

Namun dia tidak menampik, ada saja sejumlah konsumen yang menginginkan penggunaan uang kartal rupiah sebagai bahan menghias mahar. "Selalu disarankan untuk pakai uang mainan tapi kalau tetap menginginkan uang kartal rupiah, akan dilayani. Hanya saja desainnya kami sarankan yang mudah dan tidak melipat seperti dijejer membentuk kipas," serunya kemudian.

Dengan begitu, jika kelak ingin memanfaatkan uang kartal rupiah yang sudah menjelma dalam berbagai bentuk, bisa dengan mudah diurai dan tidak rusak. "Kebetulan kami juga melayani membuka isi mahar dan itu gratis," seru wanita yang terjun langsung membuat kreasi mahar.

Pilihan lain bagi konsumen yang niatnya bulat menggunakan uang rupiah, yakni mahar  dengan menggunakan uang rupiah logam. Pilihan kreasinya pun tak kalah memukau.

Di antaranya berbentuk jam dinding yang belakangan menjadi desain favorit masyarakat. Tepatnya sejak dua tahun terakhir. "Kalau uang logam kemungkinan tidak masalah karena meski dikreasikan tidak merusak, tidak seperti uang kartal," sahutnya. Terlebih dalam merangkai hiasan dari uang logam sebagai mahar, Armianti menggunakan metode yang diklaim tidak merusak bentuk uang. "Hanya direkatkan. Kalau pun dibuka, tidak mempengaruhi kualitas uang logam," pukaunya. Adapun jasa pembuatan kreasi mahar ia patok mulai Rp 400 ribu sudah termasuk figura. Sedangkan waktu penyelesaian sekira dua minggu. (dra/vie)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

BI Proyeksikan Rupiah Menguat di Kuartal III

Sabtu, 27 April 2024 | 09:01 WIB

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB
X