Bikin Tergiur, Laba pun Meleleh

- Senin, 29 Juli 2019 | 11:05 WIB

UNTUK memenangkan persaingan dengan mudah, ia pun mengusung cita rasa khusus yakni durian. Buah aroma menyengat yang diyakini mengantongi banyak peminat. Untuk memperkuat image, usahanya tampil nyentrik dengan menghadirkan sebongkah durian yang menggantung di gerobak. Terbukti, dari satu gerobak usaha es krim durian kini berkembang pesat menjadi tujuh gerobak.

Pria dengan logat Sunda dengan rambut mulai memutuh menyapa saat Balikpapan Pos mengunjungi kediamannya di bilangan Soekarno Hatta Km 1, Minggu (28/7). Dia tak lain Obon sapaan akrab Yudi Wijaya pemilik usaha es krim durian.

Usahanya cukup membetot perhatian karena mengusung rasa dari buah yang harganya terkenal mahal. Dijual keliling menggunakan gerobak. Semakin unik berkat kehadiran satu buah durian utuh yang menggelayut menghias tiap gerobak usahanya. Tujuannya, untuk memudahkannya menarik peminat.

"Es krim durian saya tekuni sejak lima tahun lalu tapi baru satu tahun terakhir semaki ramai dan semakin dikenal karena jumlagerobaknya yang semakin banyak dan menyebar kemana-mana," ucapnya mengisahkan kiprahnya.

Dia menceritakan, bisnisnya bermula dari es doger 11 tahun lalu. Yakni jenis minuman yang tersohor di Jawa Barat. Yang tak lain tanah kelahirannya. Tepatnya di Garut namun setelah berkeluarga ia memutuskan menetap di Bogor bersama istri dan dua anaknya.

Tak sekadar debut, Obon diketahui sebagai pelopor es doger di Kota Minyak. "Saya orang kecil enggak pernah naik pesawat, saat masih tinggal di Bogor, ada teman yang bekerja di Balikpapan, saya diajak ke sini. Sehari setelah tiba di sini saya diajak keliling kota, saya perhatikan belum ada yang jual es doger," ujarnya memutar ingatan.

Sejurus kemudian, naluri bisnisnya memanggil. Ia pun memutuskan untuk berjualan es doger. "Karena belum ada yang jual saya yakin usaha ini berhasil," gebunya. Ya, berjualan bukan hal baru baginya. Di daerah asal, kakek dua cucu ini berdagang kelapa muda. "Dulu ada pedagang es doger keliling jual gerobak beserta peralatannya ke saya untuk biaya pulang kampung enggak. Sejak dibeli enggak pernah dipake, karena di sini ada niat mau jualan maka saya suruh istri kirim peralatan termasuk roda gerobak," kelakarnya kembali mengenang.

Dia mengatakan, es doger buatannya persis dengan yang dijajakan di daerah asalnya. "Isiannya waktu itu ada tiga jenis di antaranya ketan (hitam) dan alpukat. Awal mulanya saya jualan di depan kantor Samsat Pembantu," tuturnya kemudian. Namanya juga jenis minuman yang tergolong baru maka reaksi konsumen pun beragam. Tidak sedikit juga yang penasaran.

"Saya sampaikan ini es khas Bandung, ayo coba dulu, kalau suka boleh beli lagi kalau enggak enak jangan marah," urainya kembali melempar tawa.

Prediksinya tak melesat. Bulan keempat sejak berjualan tahun 2008 lalu ia berhasil menambah tiga gerobak dengan turut serta membawa tiga orang pekerja dari daerah asalnya. Setahun berselang jumlah gerobak termasuk pekerjanya bertambah menjadi 10. Dan tahun kedua berlipat menjadi 20.

Sayang keuntungan yang tergolong tipis membuat para pekerjanya angkat kaki satu per satu. Sejalan dengan itu ia pun mulai melebarkan sayap usaha dengan berjualan seblak. Lagi-lagi kudapan khas dari Bandung.

Saat ia kembali seorang diri di rumah yang ditinggalinya, ia kembali terpacu membuka usaha baru. "Di Bogor banyak yang jual es krim durian, di mana-mana ada. Akhirnya saya pun putuskan untuk buka usaha yang sama di sini," ungkapnya ramah.

Sama halnya dengan es doger, ide menjual es krim durian terbesit karena tidak jamak dijajakan di Balikpapan.

Ia kemudian berburu durian berkualitas. Obon juga berkomitmen untuk menjaga mutu es krim. Yakni tidak menggunakan pemanis buatan. Adapun durian diolah seperti laiknya fla yang kemudian dijadikan sebagai topping es krim. Sedangkan dalam pembuatan es krim ia juga mengkombinasikan daging durian. Dengan begitu rasa durian semakin kental di lidah tak sekadar didapat dari topping tapi juga di dalam es krim.

Dibandrol Rp 10 ribu untuk gelas kecil ada juga ukuran sedang seharga Rp 15 ribu dan Rp 20 ribu untuk ukuran gelas, Obon tidak khawatir usahanya sepi peminat. "Lebih mahal dari es doger yang hanya Rp 3 ribu waktu awal-awal. Tapi yaitu dengan adanya kualitas konsumen juga tahu," celetuknya.

Terbukti setiap saat volume konsumennya menebal. Seorang diri ia berjualan selama empat tahun. Terkadang keliling menggunakan gerobak terkadang juga menggunakan sepeda motor.

Hingga akhirnya, kesuksesan usaha Obon terdengar ke sejumlah warga di daerah asalnya dan memutuskan untuk menjadi pekerjanya.

"Alhamdulillah saat ini ada tujuh gerobak dan rata-rata komentar anak-anak, hasilnya lumayan dibanding es doger kemarin," serunya tenang.

Kendati berhasil membuka lapangan kerja, Obon tak pernah ketinggalan untuk berjualan. Termasuk mengawasi anak buahnya. Utamanya dalam mengolah es krim. "Saya yang meracik, anak-anak yang membuatnya sendiri baru kemudian berangkat untuk jualan. Saat mengolah selalu saya wanti-wanti, tolong jaga kualitas," pukaunya.

Bukan cuma itu, topping durian yang dibawa berjualan ikut diawasi. "Minimal 2 kg tiap gerobak, tidak boleh kurang, kalau lebih boleh," sambungnya.

Menjadikan buah musiman sebagai bahan baku, Obon tak khawatir akan ketersediaan pasokan. "Saya sudah kerja sama dengan pemasok dari Palu. Kebetulan juga sering kirim durian ke Bandung dan Bogor untuk kebutuhan es krim juga tapi kalau benar-benar kosong bisa gunakan daging durian dari Medan," paparnya. Disebutkannya, setiap hari sekira 14 kg daging durian dibutuhkan. Untuk menjaga ketersediaan stok, ia menyiapkan lemari pendingin khusus untuk penyimpanan.

Laiknya usaha, es krim duriannya juga ada pasang surut. "Walau pun es bukan berarti hujan enggak laku. Pernah hujan justru ludes pernah juga cuaca panas malah sepi," selorohnya seraya melempar tawa.

Namun ia percaya, tiap kerja keras membuahkan hasil. Yang utama komitmen menjaga mutu. "Makanya saya enggak mau mentang-mentang banyak pekerja lalu enggak jualan. Kebetulan lagi enggak badan makanya ada di rumah, kalau sudah sehat tetap jualan keliling," pungkasnya. (dra/rus)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X