TANA PASER – Seiring anjloknya harga komoditas sawit, seorang pemuda Paser yang tinggal di Longkali perkenalkan komoditas alternatif yang bisa dikembangkan dan menjadi produk khas Paser yakni jahe aren dan gula semut (aren).
Jahe aren, selain cocok diminum saat melakukan perjalanan jauh dan untuk menjaga stamina. Jahe aren aman untuk diproduksi. Walaupun dimakan banyak tidak menyebabkan penyakit gula, beda dengan gula tebu.
Arbani, penggagas produk Jahe Arenmengatakan inovasi gula aren berawal dari anjloknya harga kelapa sawit di Kabupaten Paser.
“Ide ini muncul karena harga sawit anjlok. Maka kami melakukan pengembangan dari sektor komoditas aren. Alhamdulillah sampai saat ini pasaran sangat meningkat, bahkan kami kewalahan dalam memproduksi,” kata Arbani, Minggu (4/8).
Menurutnya, pelaku usaha seperti angkringan dan kafe banyak membutuhkan bahan baku dari jenis aren, terutama jahe aren dan gula semut aren yang bahan bakunya ada di Kabupaten Paser.
“Awalnya memang berat mengenalkan produk ini, terlebih produk home industri, tapi berkat kerja keras saya dan rekan-rekan, Jahe aren (Leo Dita Tuak) sudah memiliki merek dan sertifikat Halal, dan ijin dari edar dari dinas terkait,”ungkapnya.
Ditanya manfaat apa yang terkandung dalam jahe aren, Bendahara KNPI Kabupaten Paser ini membeberkan jika dikonsumsi secara rutin, mampu memperbaiki masalah pernafasan seperti batuk, pilek, demam dan flu.Selain itu dapat menyegarkan tubuh sehingga stress dan ketegangan tubuh dapat berkurang, mencegah kanker karena memiliki sifat anti karsinogenik untuk melawan sel kanker.Khasiat lainnya, mampu meredakan nyeri otot, karena memiliki sifat anti inflamasi untuk mengurangi sakit otot, mengatasi Dismenorhoe, mengatasi kram pra menstruasi, letih, dan lesu.
“Dan manfaat lain untuk kesehatan, mampu meningkatkan sirkulasi darah, dengan cara mencegah pembentukan plak dinding arteri sehingga dapat juga mencegah stroke atau jantung,” pemuda asli Long Kali ini. (ian/rus)