Wawali Menjadi Warga Kehormatan PSHT Pusat Madiun

- Senin, 5 Agustus 2019 | 10:13 WIB

BALIKPAPAN-Ribuan warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Balikpapan Pusat Madiun bersama ribuan warga memenuhi halaman parkir Dome, Sabtu (3/8) malam hingga Minggu (4/8) dini hari. Perhelatan akbar tersebut dalam rangka HUT ke-42 PSHT Cabang Balikpapan Pusat Madiun, sekaligus menyambut HUT ke-74 Kemerdekaan RI.

Kegiatan itu berlangsung meriah, menampilkan seni reog ponorogo, pagelaran wayang kulit semalam suntuk Ki Dalang Greng dari Sragen, dan dihibur lawak kondang Rabies, Wiski, dan Mboke Ganden.

Hadir pengurus PSHT Pusat Madiun, yakni Ketua Umum PSHT Pusat Madiun Drs. HR Murjoko,  Sekretaris Dewan Pusat H Subagyo S.H., Sekretaris Dewan Pusat H Isbiantoro,  Wakil Ketua Dewan Harkat dan Martabat Kol Inf Eko Prayitno, Ketua PSHT Cabang Balikpapan Pusat Madiun Rusmanto, dan jajaran pengurus. Wakil Wali Kota (Wawali) Balikpapan H Rahmad Mas’ud S.E. juga hadir bersama perwakilan Forum Pimpinan Kepala Daerah (Forkopimda).

Dalam kesempatan tersebut, Wawali Rahmad Mas’ud diangkat menjadi warga kehormatan PSHT, yang surat keputusan dibacakan Sekretaris Dewan Pusat Isbiantoro. Wawali Rahmad Mas’ud yang sudah mengenakan baju pendekar PSHT mengatakan terima masih atas partisipasi nyata dari jajaran pengurus dan warga PSHT Cabang Balikpapan Pusat Madiun dalam mendorong kemajuan dan menjaga Kota Balikpapan, sehingga menjadi kota yang aman, kondusif, dan nyaman dihuni.

“Pemerintah Kota Balikpapan terus membangun demi menyejahterakan masyarakatnya. Itu bisa dilakukan dengan baik, karena keamanan dan kondusivitas selalu terjaga. Saya minta agar seluruh warga PSHT terus menjaga persaudaraan, menguatkan persatuan dengan seluruh elemen masyarakat, agar keamanan dan kondusivitas kota terjaga selamanya,” ujar Wawali.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada PSHT Cabang Balikpapan Pusat Madiun yang ikut melestarikan budaya bangsa berupa pencak silat. “Dalam pegelaran malam ini, PSHT juga ikut nguri-uri atau melestarikan budaya kesenian tradisional yang luhur,” sebutnya.

Selanjutnya, Wakil Ketua Dewan Harkat dan Martabat PSHT Pusat Madiun, Kol Inf Eko Prayitno menjelaskan kepada para pengurus dan sesepuh pendekar PSHT terkait polemik dualisme kepemimpinan yang melanda keluarga besar PSHT saat ini.

“Kita semua tahu, PSHT saat ini ibarat seorang gadis cantik. Ada 320 cabang di seluruh Indonesia dengan jumlah warga sekira 80 juta dan aset triliunan rupiah. Yang tentu aja ada pihak-pihak yang ingin menguasainya.  Dualisme kepemimpinan diawali dari Parapatan Luhur yang saat itu digelar di TMII, 2016 ini sejarah yang beda. Parapatan Luhur (Parluh) selalu diadakan di Padepokan Pusat Madiun, ini kok di luar pedepokan. Saat itu katanya akan dihadiri presiden dan akan datang ke istana, ternyata tidak terbukti. Ketika pemilihan dihadiri 186 cabang dengan kertas suara, Kang Mas Murjoko mendapat 108  suara, tetapi kok tidak jadi ketua umum. Yang ditetapkan justru Mas Taufiq yang hanya dapat delapan suara. Malahan kertas suara dibakar,” paparnya.

Ditegaskan Eko, dari awal memang tercium, rencana yang terstruktur dan masif untuk menguasai PSHT dengan mengembuskan tuduhan-tuduhan kepada ketua umum sebelumnya almarhum Kang Mas Tarmaji dan tuduhan itu tidak terbukti. Manajemen di PSHT adalah persaudaraan.

“Selama satu tahun setelah Parluh 2016, ternyata ribut terus karena ada cabang-cabang yang protes. Dari perjalanan itu, akhirnya Kang Mas Taufik diberhentikan karena tak menjalankan amanah. Kemudian diadakan Parluh 2017 di Pedepokan Madiun, yang akhirnya mengangkat Kang Mas Murjoko menjadi ketua umum.  Itu bukan kemauan kita, tetapi keinginan 230 cabang,” tegasnya.

Untuk di tingkat cabang, khususnya Balikpapan, Eko Prayitno meminta tidak ikutan polemik perpecahan. Ia meminta agar PSHT Cabang Balikpapan Pusat Madiun untuk terus bekerja membesarkan organisasi dan menunjukkan kerja nyata.

“Tidak perlu memusuhi, apalagi sampai kelahi dengan kubu sebelah. Karena dalam PSHT, berkelahi dengan saudara sendiri adalah larangan keras. “Perlu diketahui juga bahwa hak paten PSHT meliputi lambang, badge, baju, dan lainnya sudah milik PSHT Pusat Madiun dan sudah disebarkan seluruh cabang di Indonesia, termasuk Balikpapan. Pesan saya tak usah memusuhi kubu sana, mereka juga saudara kita. Selanjutnya tunggu putusan dari Pusat Madiun,” pungkas Eko Prayitno didampingi Ketua Panitia Rahmad Adi S dan Sekretaris Jiono.  (ono/k1)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Disediakan Duit Rp 800 Juta untuk Tugu PKK Bontang

Selasa, 19 Maret 2024 | 08:15 WIB

Kapolda-Pangdam  Blusukan Salurkan Bansos

Senin, 18 Maret 2024 | 19:42 WIB

Itulah Hakim Progresif

Senin, 18 Maret 2024 | 09:54 WIB
X