BALIKPAPAN - Sang arsitek Satia Bagdja Ijatna punya banyak pekerjaan rumah pasca bersua Martapura FC. Dia menilai, beberapa hal perlu diubah agar bisa tampil impresif saat bertandang ke markas Madura FC, Kamis (8/8) lusa. Lini depan menjadi sektor paling disoroti. Tak hanya penyerang murni tapi juga para pemain sayapnya.
Mantan pelatih timnas wanita tersebut mengaku penyelesain akhir belum begitu sempurna. Banyak peluang tak bisa berbuah gol. Padahal dalam pertandingan sangat dibutuhkan gol. Di Lapangan Bima Sakti Lanud Dhomber, Senin (5/8) kemarin, lini serang mendapat arahan khusus. Beny Ashar, Ismail Haris hingga Beni Oktovianto melakukan man to man dengan penjaga gawang. “Lawan Madura, penyelesaian akhir harus bagus. Karena yang dibutuhkan kemenangan. Selama ini finishing sangat kurang,” ujar Satia Bagdja usai memimpin anak asuhnya latihan.
Kendati demikian, dia menilai untuk menciptakan peluang, sebenarnya crossing juga perlu diperbanyak. Bagaimana ciptakan peluang kalau lini sayap tak ada crossing. “Ini peran pemain sayap. Kalau crossing kurang, pasti peluang minim,” ujarnya.
Maka dari itu, pria berusia 60 tahun tersebut mematok tiga titik di area penjaga gawang. Titik tersebut merupakan penempatan posisi dari penyerang. Sehingga pemain yang ingin memberikan umpan sudah mengetahui posisi pemain depan. “Itu bagian dari komunikasi. Jadi tidak usah lagi angkat tangan untuk minta diumpan. Tinggal dicrossing saja karena sudah tahu bola ini harus dikasih ke mana,” tambahnya.
Bersua Martapura, diakuinya lini sayap banyak miskomunikasi. Terutama pada posisi yang diisi Beny Okto. Beberapa skema ingin diterapkan belum berjalan. Mengingat Beni Okto baru saja bergabung kembali. Antara Andre Putra Wibowo dan Beni seperti kehilangan sentuhan. Makanya pada latihan kemarin, keduanya banyak diberikan arahan. “Sentuhan mereka hilang. Kalau benar pressingnya dan bisa melakukan penerobosan ke pertahanan Martapura, bisa berbahaya pertahanan mereka,” akunya.
Nah melawan Madura FC, dia tidak ingin fokus melihat kekuatan lawan. Sebab sangat percuma memikirkan lawan, sementara tim sendiri masih ada kekurangan. “Tidak usah melihat tim lawan. Fokus saja berbenah dulu. Kalau sudah sempurna baru bisa mempelajari permainan lawan,” pungkasnya. (ham/san)