Pemkot Pastikan Evaluasi Parkir Meter

- Rabu, 7 Agustus 2019 | 10:52 WIB

BALIKPAPAN-Pemkot Balikpapan memastikan bakal mengevaluasi keberadaan mesin parkir meter atau terminal parkir elektronik (TPE) yang tidak beroperasi sejak setahun terakhir. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi menegaskan, keberadaan mesin parkir meter ternyata belum efektif untuk menaikkan potensi penerimaan daerah dari sektor retribusi parkir.

“Kami akan evaluasi, bagaimana tindak lanjut keberadaan dari mesin parkir meter,” ujar Rizal Effendi kepada Balikpapan Pos, kemarin (6/8).

Pada momentum hari jadi kota, 1 Februari 2018 lalu, pemkot resmi mulai mengoperasikan TPE. Sebanyak tujuh lokasi dipasang parkir meter, yakni depan RM Teluk Bayur, depan Toko Kue Linda, depan Apotek Kimia Farma, depan Soto Banjar Kuin. Kemudian, Toko Sepatu Jhonson, depan Swalayan Maxi Jalan A Yani, Gunung Sari; dan depan Swalayan Maxi Jalan Ahmad Yani, Karang Jati.

Namun, sekira enam bulan beroperasi, tujuh unit parkir meter yang dioperasikan tidak bisa digunakan karena mengalami kerusakan. Sehingga petugas parkir yang ada terpaksa kembali menerapkan parkir secara manual.

Untuk pengadaan tujuh alat parkir meter itu, pemkot mengalokasikan dana sebesar Rp 130 juta per unit melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Balikpapan 2017.

“Kami pernah operasikan tapi gagal, jadi kami akan evaluasi lagi,” jelas Rizal.

Di awal peluncurannya, pemkot berharap, pengoperasian parkir meter bisa menjadi solusi untuk menaikkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor retribusi parkir.

Dengan penggunaan alat parkir meter, diharapkan penerimaan retribusi dari parkir di badan jalan dapat terpantau secara rinci karena mesin TPE terhubung secara online. Setiap karcis parkir yang diberikan, tercatat secara otomatis di database Dinas Perhubungan Kota Balikpapan.

Namun, program yang dilaksanakan ternyata gagal. Mesin parkir meter yang dipasang tidak beroperasi sebagaimana mestinya. Mesin sering error, tidak bisa terhubung dengan baik ke server.

Para petugas parkir yang ditempatkan pun terpaksa kembali menggunakan sistem manual, menarik tarif parkir secara langsung kepada pengendara. 

“Kami masih akan evaluasi lagi, apakah penerapan parkir meter yang ada akan tetap dilanjutkan atau dihentikan,” ujarnya.

Rizal menjelaskan, penerimaan dari sektor parkir merupakan salah satu yang harus dikaji. Sektor parkir masih belum mampu memenuhi target.

Selain itu, penurunan jumlah pengunjung di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan juga menjadi salah satu penyebab penurunan potensi parkir.

“Penurunan jumlah kunjungan di Bandara Sepinggan menjadi salah satu penyebabnya, maka kami akan kaji untuk memaksimalkan dari sektor lainnya,” tutupnya. (dan/rus/k1) 

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Safari Ramadan Kukar, Serahkan Manfaat JKM

Kamis, 28 Maret 2024 | 11:29 WIB
X