Tim DLH Lakukan Penilaian Eco Office

- Jumat, 9 Agustus 2019 | 13:28 WIB

BALIKPAPAN-Sejak Senin (5/8) tim penilai lomba kantor berbudaya lingkungan (Eco Office) yang dibentuk Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota  Balikpapan melakukan verifikasi lapangan pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menjadi peserta.

Pada penilaian yang berlangsung Kamis (8/8) kemarin, diawali dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Beriman, Gunung Malang, lalu dilanjutkan ke RS Bersalin Sayang Ibu, Kebun Sayur dan ditutup di Kecamatan Balikpapan Barat.

Tim penilai Eco Office yang diketuai Dra  Hj Rusdianah beranggotakan Purwanto (Yayasan BOSS), Agustinah Salasiah (Yayasan Peduli), dan Meity dari Forum Komunikasi CSR Balikpapan diterima langsung oleh Direktur RSUD Beriman, dr Cokorda Ratih dan jajaran manajemen serta staf.

Dalam paparannya, RSUD Beriman Balikpapan dalam mewujudkan indikator penilaian Eco Office sudah memiliki bak pengelolaan air limbah, baik limbah cair medis dan non medis di area belakang rumah sakit.

Juga memiliki inovasi pengelolaan dan pembuatan kompos yang berasal dari sampah organik dan basah yang dihasilkan rumah sakit.

"Bahkan keberadaan pojok kompos di area belakang rumah sakit, ada yang terbuat dari kompos sisa makanan, buah-buahan dan sampah yang dihasilkan dari daun-daun pepohonan  yang ada di area rumah. Jadi hasil kompos ini, kami jadikan CSR untuk warga sekitar dan para tamu rumah sakit," ujar dr Cokorda Ratih kembali.

Bahkan RSUD Beriman juga menyalurkan bantuan coorporate social responsibility (CSR) dengan menanggung biaya BPJS masyarakat sekitar dari hasil  bank sampah juga penjualan minyak jelantah.

"Artinya kami mengurangi sampah yang tiap bulan kami hasilkan yaitu sekitar 5000 kilogram sampah biasa, dan 2000 kilogram sampah infeksinya," tambah Ratih.

dr Ratih berharap kedepannya RSUD Balikpapan  menjadi green hospital, dan para pegawai sendiri yang melakukan upaya dan kegiatan ramah lingkungan dalam semua hal.

Kunjungan tim penilai Eco Office ke RSUD Beriman, melihat langsung adanya tempat sampah yang terpilah, pemanfaatan air hujan,  praktik pembatasan timbulan sampah pada kegiatan-kegiatan rapat di rumah sakit dan juga penggunaan tempat air minum berulang (Tumbler), serta area muster poin (tempat berkumpul) saat terjadi kondisi musibah atau kebakaran di area sisi depan rumah sakit.

Dikatakan Hj Rusdianah, bahwa penilaian Eco Office diikuti sebanyak 34 OPD dan kelurahan ditambah 14 kantor perusahaan.

"Beberapa indikator yang dinilai langsung seperti kegiatan penghijauan lingkungan yang memiliki bobot 20 persen, pengelolaan sampah mencapai 45 persen, penghematan energi 15 persen dan 20 persen pengelolaan air bersih dan air limbah," jelas Rusdianah yang menjabat Kepala Bidang (Kabid) Penaatan Hukum dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup  (PHPK) DLH.

Dirinya berharap agar program Eco Office di setiap  OPD Pemkot Balikpapan dapat menjadikan program Pemkot Balikpapan dalam upaya mengurangi timbulan sampah dengan membatasi penggunaan plastik, kegiatan 3R sampah yang dihasilkan kantor-kantor, juga perilaku ramah lingkungan seperti memakai tumbler dan tas belanja guna ulang menjadi bagian gaya hidup ASN di lingkungan OPD  Pemkot Balikpapan. (**han/san)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

PLN dan PWI Kalteng Gelar Donor Darah

Kamis, 29 Februari 2024 | 10:23 WIB

Tiga Seksi Jalan Tol IKN Siap Beroperasi Juli 2024

Selasa, 23 Januari 2024 | 13:19 WIB
X