PENAJAM- Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud berkomitmen melestarikan bahasa daerah melalui lembaga pendidikan formal. Tahun ini, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) PPU dan Lembaga Adat Paser (LAP) PPU sementara menyusun kurikulum muatan lokal khusus bahasa Paser.
Mata pelajaran muatan lokal bahasa Paser di seluruh SD dan SMP rencana diterapkan pada tahun depan. Penerapan muatan lokal bahasa Paser di sekolah merupakan implementasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 tahun 2017 tentang Pelestarian dan Perlindungan Adat Paser.
“Kami mewajibkan muatan lokal bahasa Paser diterapkan di sekolah. Karena, di mana kaki dipijak, di situ langit dijunjung,” kata Abdul Gafur Mas’ud, kemarin (13/8).
Adat Paser telah ditetapkan sebagai unsur budaya khas PPU. Selain muatan lokal, lebih dahulu penerapan kearifan lokal sebagai wujud apresiasi pemerintah daerah. Yakni, ornamen mas togok untuk setiap bangunan dan fasilitas umum milik pemerintah. Kemudian pembangunan rumah adat Paser atau Kuta Adat Paser Rakan Tatau yang dimulai 2018. Namun, belum rampung. Karena tahun ini tidak dialokasikan anggaran lanjutan pembangunan rumah adat.
Selain itu, penamaan gedung/bangunan yang telah menggunakan nama-nama pahlawan suku Paser dan bahasa Paser seperti Rumah Sakit Umum Ratu Aji Putri Botung, PDAM Danum Taka, Stadion Panglima Sentik, Pasar Induk Nenang Pakot Tuo Onom, Dome Anden Oko, serta penyelenggaraan festival Belian Adat Paser Nondoi setiap tahun.
Ketua Lembaga Adat Paser PPU Musa mengapresiasi upaya pemerintah daerah untuk melestarikan budaya lokal. Utamanya penerapan bahasa Paser dalam mata pelajaran muatan lokal sekolah.
“Kami mengapresiasi atas perhatian pemerintah daerah selama ini terhadap kearifan dan budaya Paser. Kami berharap hal ini terus berlanjut, sebagai wujud pelestarian seni budaya di daerah ini. Kami berharap agar kedepan pelan-pelan semua bisa terlaksana,” ujar Musa. (kad/cal)
