Pengrajin Pohon Panjat Pinang Sepi Peminat

- Senin, 19 Agustus 2019 | 11:23 WIB

BALIKPAPAN-Dewi fortuna sepertinya belum berpihak kepada Basran Syah. Pasalnya tidak seperti beberapa tahun sebelumnya, peringatan HUT RI tahun ini, ia mengaku tak ada satu pun permintaan pemasangan pohon pinang yang kerap dijadikan ajang lomba panjang pinang khas 17-an.

"Biasanya satu minggu sebelum hari H sudah ada permintaan. Tahun ini, tidak ada sama sekali," akunya kepada Balikpapan Pos, akhir pekan kemarin.
Pria yang akrab disapa Abas merupakan pengrajin pemasangan pohon pinang untuk ajang lomba. Usahanya ditekuni sejak permintaan dilayangkan kepadanya sejak tahun 2016 lalu. Sehari-harinya ia bekerja sebagai buruh serabutan.

Padahal lanjut dia, selama tiga tahun berturut-turut, ia kerap dipercaya mempersiapkan bahan baku hingga menancapkan pohon pinang di arena lomba. "Waktu itu event dari pemerintah kota yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, tiap tahunnya," celetuknya.
Pendapatan yang diperoleh dari proyek musiman tersebut diakuinya cukup menjanjikan. "Cukup lah untuk dibagi ke teman-teman kebetulan dibantu enam orang," tuturnya.

Selama kurun waktu tersebut, ia pun kerap kuwalahan dibuatnya. Betapa tidak, pesanan pohon panjat pinang yang diterimanya mencapai puluhan. Tiap satu pesanan, dikerjakan dalam waktu singkat. "Mulai dari mengambil bahan, menghaluskan batang pohon sampai pemasangan, dikerjakan satu hari penuh," tuturnya menggebu. Adapun pohon pinang diperoleh dari kawasan Karang Joang.

Rp 1,7 juta harga yang dibandrol untuk satu batang pohon pinang siap dilombakan. Tergantung ukuran. "Pemesan sudah terima bersih. Waktu di Lapangan Merdeka, rata-rata pohon pinang tingginya 7 meter," jelasnya. Sedangkan tingkat RT, lanjut dia rata-rata 6 meter.

Tapi kini harapan mendulang rupiah dari tradisi lomba panjat pinang, sepertinya sirna. "Jangankan dari pemerintahan atau pun instansi, dari tingkat RT saja tidak ada pesanan," lirihnya.

Dia menduga, tingginya kebutuhan masyarakat yang jadi pemicu sepinya permintaan. Mulai keperluan Lebaran dilanjutkan masuk sekolah maupun kuliah. Seluruhnya menguras banyak biaya. "Jarak antara Lebaran dan masuk sekolah juga berdekatan sehingga masyarakat sudah habis-habisan dalam hal pengeluaran," ucapnya ramah.

Meski begitu ia tetap menaruh harapan, hingga akhir Agustus pemesanan tetap mengalir. "Mudah-mudahan karena momentum lomba agustusan biasanya berlanjut sampai akhir bulan," pungkasnya. (dra/vie)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X