Sulap Berbagai Limbah Jadi Hiasan Rumah

- Sabtu, 24 Agustus 2019 | 09:42 WIB

Tidak semua limbah tidak berharga. Limbah bisa menjadi kerajinan yang unik dan bernilai ekonomis. Seperti yang dilakukan Hairani Sadri, aparatur sipil negara (ASN) di Dishub Balikpapan, yang memanfaatkan limbah untuk dijadikan hiasan rumah.

ESA FATMAWATI/BALIKPAPAN POS

SADRI, begitulah Hairani Sadri akrab disapa. Ide memanfaatkan limbah itu muncul saat dirinya ingin membuat pajangan untuk rumahnya. Pria yang hobi memancing ini lantas memungut limbah yang masih bisa dimanfaatkan, seperti kayu.

Berawal dari situ, ide akan muncul ketika dirinya melihat limbah yang menurutnya bernilai seni. “Biasanya kayu ataupun ranting ‘kan dibakar saja. Padahal, itu bisa jadi bernilai seni. Ke depannya semoga bisa bernilai komersial,” ungkapnya.

Sadri sejak lama memang menyukai seni. Awalnya dia tertarik pada limbah kardus atau paralon. Namun, karena materialnya sulit didapatkan, dia pun beralih pada limbah yang mudah ditemukan seperti kayu, biji, maupun bunga yang gugur di jalan-jalan atau hutan. Tidak hanya limbah, ada beberapa bahan juga ada yang dibelinya. Di antaranya benang wol, lem kayu, pewarna, dan kain.

“Semuanya, pokoknya saya dapatnya dari alam. Cari aja di sekitar jalan di Balikpapan. Bagi saya, apa pun bisa dibuat kerajinan. Seperti ini, batu damar, kayu akasia, bunga akasia, kulit bawang putih, kulit pohon, daun pinus, filter rokok, buah pinus, batang pohon, ranting, buah pandan laut. Ini bahkan limbah sisa kayu bangunan,” sebutnya sambil menunjukkan kerajinannya. 

Buah karyanya itu kebanyakan dipajang di rumahnya. Jika ingin menjual, maka dia akan membagikan foto kerajinannya di grup-grup chat. Beberapa di antara karyanya pun sudah laku, salah satunya dibeli seorang rekannya dari Surabaya. “Ada yang dibeli teman saya dari Surabaya. Semuanya saya pasarkan lewat grup. Biasanya disebarkannya lewat chat saja,” katanya.

Soal waktu pengerjaan, menurutnya, tidak membutuhkan waktu lama. Kerajinan itu dibuatnya usai pulang kerja atau akhir pekan. Hal ini dilakukan untuk mengisi waktu kosong. Untuk membuat satu karya, dia membutuhkan waktu 1-4 hari.

“Misalnya, ini, satu set meja dengan kursi. Paling lama empat hari lah jadi. Sebenarnya ini lebih pada mengisi kekosongan saja. Saya tidak terlalu memaksakan waktunya. Yang penting lagi santai, saya kerjakan. Kalau hari-hari biasa, paling saya pulang kerja ngerjain sampai jam 12 malam. Kalau weekend, biasanya saya ngerjainnya delapan jam, empat jam siang dan empat jam malam,” akunya. 

Kerajinan yang sudah dibuat Sadri, di antaranya, lampu tidur dari akar maupun limbah kayu dan kitchen set. Sementara soal harga, dia mematok antara Rp 150 ribu hingga Rp 2,5 juta. “Kalau meja dan kursi satu set ini, sama vas juga, saya tawarkan Rp 2,5 juta. Sudah cantik dan siap memperindah rumah,” katanya. Bahan untuk membuat vas, dirinya menggunakan limbah paralon dan kardus. Kemudian, dilapisi kayu dan dihiasi bunga akasia atau kulit kayu.

Selain bunga akasia, dia juga membuat bunga dari benang wol dan batangnya terbuat dari akar merah atau filter bekas puntung rokok lalu diberi ranting. Ada pula bunga dari kulit bawang putih. “Kalau yang dari kulit bawang putih, waktu itu saya lagi di pasar. Saya lihat apa yang kira-kira bisa dibuat, ternyata cantik juga kalau dibuat bunga. Tapi bahannya saya kombinasikan juga dengan limbah plastik dan bahan lainnya. Coba, misalnya, jalan-jalan di laut ‘kan banyak yang bagus,” bebernya. (cha/vie/k1)

Editor: adminbp-Admin Balpos

Rekomendasi

Terkini

Jalan Rusak di Siradj Salman Minta Segera Dibenahi

Kamis, 18 April 2024 | 10:00 WIB

Pemotor Terlempar 25 Meter setelah Diseruduk Mobil

Kamis, 18 April 2024 | 07:50 WIB

Pertamina Kirim 18 Ton BBM ke Kutai Barat

Rabu, 17 April 2024 | 18:00 WIB
X