Walikota Balikpapan Yakin Bandara dan Pelabuhan Akan Ramai

- Rabu, 28 Agustus 2019 | 10:24 WIB

BALIKPAPAN-Penetapan Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara sebagai ibu kota negara yang baru mendapat sambutan positif dari Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi. Dirinya yakin pemindahan ibu kota negara ke Kaltim akan memberikan banyak dampak positif bagi Kota Balikpapan. 

“Saya meyakini dampak positifnya sangat besar bagi Kaltim, terutama Balikpapan. Karena Balikpapan sebagai kota yang sangat strategis, lantaran pembahasan-pembahasan terhadap pemindahan ibu kota ini pasti akan banyak berlangsung di Balikpapan,” ujarnya di balai kota.

Banyaknya kegiatan yang dilaksanakan akan membuat perekonomian Balikpapan bangkit kembali. “Juga jumlah tamu yang datang di Balikpapan pasti akan meningkat. Itu akan sangat baik untuk perhotelan dan perekonomian kita,” kata Rizal. Apalagi saat pembangunan mulai dilaksanakan, Balikpapan tentu akan memiliki peranan penting. Balikpapan menjadi pintu arus orang maupun logistik.

“Bandara kita pasti akan ramai, pelabuhan laut juga akan ramai. Ini akan berdampak besar bagi perekonomian penduduk,” bebernya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, pihaknya juga akan mengusulkan kepada presiden dan pemerintah pusat agar beberapa pembangunan infrastruktur di Balikpapan jadi proyek nasional. Antara lain, perluasan Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan dan Jembatan Pulau Balang.

“Selain itu, di Balikpapan juga ada Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang harus dipercepat pembangunan dan perluasannya, karena bisa jadi lumbung kita mencetak sumber daya manusia,” sebutnya. Termasuk proyek coastal road, yang seharusnya dipercepat karena akan menguntungkan bagi dunia usaha.

Meski demikian, masalah air perlu dituntaskan. Pasalnya, PDAM Tirta Manggar baru melayani 70 persen warga Balikpapan akibat kekurangan pasokan air baku. Produksi air bersih PDAM saat ini sekira 1.200 liter per detik, sementara kebutuhannya mencapai 1.600 liter per detik. 

“Salah satu yang menjadi hambatan Balikpapan adalah air bersih yang terbatas, baru 70 persen mengakomodasi kebutuhan. Ini akan menjadi catatan kita,” katanya.

Sebelumnya dalam upaya memenuhi kebutuhan air bersih, kata Rizal, pemkot melakukan kerja sama dengan Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) yang saat itu diwakili Bupati Yusran Aspar. Dalam MoU disebutkan, Balikpapan akan memanfaatkan air baku dari kawasan sungai di wilayah Tengin Baru, Kecamatan Sepaku, yang berpotensi untuk dijadikan air bersih. Hal ini berdasarkan riset yang menyatakan bahwa air di kawasan tersebut jika dioptimalkan tidak saja dapat memenuhi kebutuhan air di wilayah Sepaku, tetapi juga Balikpapan. 

“Di Sepaku sana ada potensi air yang besar. Dulu mau kita garap dengan swasta. Ada sungai yang kapasitasnya 2.000 liter per detik. Hampir dikerjasamakan, tetapi di PPU ada pergantian kepala daerah sehingga ada perubahan kebijakan. Ya, itu, di wilayah Semoi, Sepaku yang sekarang ditetapkan sebagai lokasi ibu kota negara,” bebernya.

Penandatanganan kerja sama itu berlangsung pada Agustus 2018. Namun, kerja sama itu hingga kini belum terealisasi karena estafet kepemimpinan di PPU telah berganti. Kini dijabat oleh Abdul Gafur Mas’ud.

“Kalau bupati yang sekarang belum bertemu. Mungkin nanti akan dibahas apabila ada pihak provinsi yang mengundang,” akunya.

Persoalan keterbatasan air bersih di Balikpapan itu nantinya akan disampaikan wali kota kepada pemerintah pusat. Yakni, ketersediaan air bersih di Balikpapan masuk daftar proyek strategis nasional.

Sementara untuk dampak negatifnya, antara lain, banyaknya pendatang yang bakal masuk ke wilayah Kaltim. Salah satunya Kota Balikpapan. Pertambahan jumlah penduduk secara masif akan memberatkan, mengingat lahan di Kota Balikpapan terbatas.

“Harapan kami nantinya ada pemekaran Samboja untuk menjadi kabupaten. Ini sangat mendesak, supaya bisa mengantisipasi jumlah orang yang datang nantinya. Supaya nanti tidak hanya di Balikpapan saja, karena perburuan tanah akan tinggi,” tutur Rizal.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Arus Mudik Laut di Samarinda Belum Meningkat

Jumat, 29 Maret 2024 | 20:00 WIB

Bendungan Marangkayu Sudah Lama Dinanti Warga

Jumat, 29 Maret 2024 | 16:45 WIB
X